HARI BELAJAR KAIL: Nonton dan Diskusi Film "TEMANI AKU BUNDA" - bersama Irma Winda Lubis

Nonton bareng dan diskusi film @ Rumah KAIL

"Saya dimarahi dan dimusuhi teman-teman di sekolah. Kata teman-teman, guru-guru jadi kena masalah gara-gara saya. Padahal saya cuma bicara jujur. Kata ayah dan bunda, kita harus selalu jujur." (Abrar)

Film dokumenter ini berkisah tentang perjalanan seorang anak dalam menghadapi ujian nasional (UN) di bulan Mei 2011. Dua hari sebelum UN, Abrar diminta gurunya ikut dalam kesepakatan bersama dalam kelas, bahwa mereka boleh kerjasama dan saling bertukar jawaban soal ujian tanpa memberitahu siapapun, termasuk orang tua. Artinya, Abrar dan teman-temannya disuruh berbuat curang. Bagaimana sikap Abrar? Bagaimana tanggapan orang tuanya ketika mengetahui hal ini? Sampai di mana perjuangan Irma Winda Lubis (Winda), ibunda Abrar menghadapi persoalan ini?

Film ini diputar di penghujung rangkaian UN 2014 untuk siswa-siswi SD-SMU untuk mengingatkan bahwa di zaman sekarang ini, nilai-nilai luhur, seperti kejujuran sangat mahal harganya. Sebagai orang tua, kita dapat mengambil peran penting untuk membantu anak-anak kita, generasi penerus bangsa ini, untuk menerapkan nilai-nilai tersebut. Proses tersebut tidak sekedar hanya dikatakan, tetapi juga dicontohkan lewat tindakan-tindakan kita. Penerapan nilai lebih efektif diberikan melalui perilaku, dan akan hilang maknanya bagi anak-anak, jika hanya ada dalam perkataan hafalan, tetapi pada prakteknya ternyata bertolak belakang, Ketika hal tersebut terjadi anak-anak akan menghadapi dilema (dan bahkan sampai stress dan trauma), yang kemungkinan besar akan berpengaruh pada masa depannya kelak.

Kita hidup di dalam sistem yang sama sekali tidak ideal. Banyak kekurangan terjadi di dalam sistem yang kita tinggali bersama kini. Begitu banyak PR panjang untuk membangun dunia yang lebih baik perlu dilakukan di berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Kita perlu bahu membahu menciptakan lingkungan yang kondusif agar anak-anak kita dapat berkembang menjadi dirinya dengan potensinya yang terbaik. Salah satu lingkungan yang kondusif adalah menyediakan ruang bagi anak untuk mengekspresikan dirinya secara jujur dan hanya dengan begitu mereka dapat menjadi dirinya yang sejati. Kita orang-orang dewasa bertanggung jawab untuk memastikan tersedianya ruang-ruang tersebut.

Itulah pokok bahasan diskusi setelah nonton bersama di Rumah KAIL pada hari Minggu tanggal 1 Juni 2014 yang lalu. Nonton film bareng ini dipandu oleh Dhitta Puti Sarasvati, relawan KAIL dari Jakarta dibantu oleh Deta, relawan KAIL dari Bandung. Sekitar 25 orang dari berbagai komunitas, mitra dan individu menghadiri kegiatan ini. Mereka sangat antusias menonton bersama dan berdiskusi setelah nonton bersama tersebut. Semula kegiatan ini dijadwalkan berakhir pada jam 12 siang. Ternyata proses diskusi terus berlanjut sampai sudah jauh melewati jam makan siang. Diskusi formal terpaksa dihentikan dahulu dan kemudian akan dilanjutkan dengan diskusi informal sambil makan siang dan beres-beres sampai jam 3.30 sore.

Banyak pelajaran yang diperoleh seluruh peserta kegiatan ini. Mudah-mudahan inisiatif yang sudah dikerjakan ini dapat bermanfaat bagi mereka-mereka yang membutuhkannya.

 ***