Menggali Visi Hidup dengan Analisis Tulisan Tangan




Oleh : Asep Suhendar S.


Tanggal 19-21 Desember saya mengikuti lokakarya yang diadakan oleh Kail, yaitu Lokakarya Menggali Visi Hidup dengan Analisis Tulisan Tangan. Lokasinya di Villa Cikahuripan, jalan Kolonel masturi, Lembang. Lokakarya ini langsung difasilitasi oleh narasumber yang sangat berpengalaman dibidangnya, yaitu Bayu Ludvianto. Lokakarya ini KAIL lakukan sebagai hari ulang tahun yang ke-10 dan mengundang teman-teman anggota, relawan Kail dan jaringan terdekat Kail. Villa tempat kami menginap sangat indah sekali untuk menikmati pemandangan alam yang asri.
Ini pengalaman pertama saya mengikuti lokakarya. Saat pertama datang ke lokasi kami disuguhkan dengan lukisan alam yang begitu menakjubkan. Udara yang begitu dingin ditambah dengan gemercik air hujan yang membasahi bumi ini membuat saya harus memakai baju hangat double. Sore itu kami disugguhkan dengan bubur ketan hitam dan teh hangat. Kemudian kami registrasi dahulu dan pembagian kamar.
Tepat pukul 19.30 kami berkumpul di sebuah aula untuk melakukan lokakarya. Hari pertama itu perkenalan tentang KAIL oleh Mbak Any. Kemudian dilanjutkan ice breaking dan perkenalan seluruh peserta lokakarya. Pesertanya terdiri berbagai kota, ada yang dari Jakarta, Padang, Bogor, dan Bandung. Setelah itu peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menceritakan harapan yang akan didapat dari lokakarya ini. Semua orang saling menceritakan harapannya masing-masing di dalam kelompok tersebut. Setelah semuanya selesai menceritakan harapannya, perwakilan dari setiap kelompok merangkum semua harapan dari anggota kelompok tersebut. Dari kesimpulan yang saya dapatkan dari semua peserta yaitu ingin lebih mengenal dirinya sendiri dan bisa berguna untuk orang lain.
Sebelum kegiatan hari pertama selesai ada sambutan dan prakata dari fasilitator lokakarya yaitu Pak Bayu Ludvianto. Pak Bayu sungguh sangat senang sekali bisa hadir dan berbagi ilmu di lokakarya ini. Karena biasanya lokakarya yang difasilitasi oleh beliau ini dilakukan dalam dua hari penuh dan itu biayanya lumayan besar. Lokakarya ini akan dilakukan dalam satu setengah hari dan peserta tidak dipungut biaya. Kemudian Pak Bayu memberikan PR sebelum hari esok belajar Graphologi, peserta harus membaca dahulu buku Analisis Tulisan Tangan. Hari pertama pun ditutup dengan do’a.
Udara yang  begitu dingin menusuk ke dalam tubuh. Mentari mulai muncul di ufuk timur menghangatkan tubuh yang menggigil kedinginan. Setelah mandi dan sudah bersiap untuk belajar grapho kami disediakan sarapan dahulu.
Tepat pukul 08.00 kami masuk ke aula lokakarya dan sambut oleh Pak Bayu dan rekan-rekan. Semua peserta duduk melingkar di sebuah kursi. Pertama-tama diawali oleh Mas Andri memperkenalkan profil tentang Pak Bayu dan sharing sedikit tentang pengalaman Mas Andri saat belajar Grapho. Kemudian Mas Andri mempersilahkan kepada Pak Bayu sebagai fasilitator lokakarya ini. Sesi pertama itu pengenalan tentang Grapho dan sharing pengalaman Pak Bayu.
Pak Bayu itu seorang dosen yang mengundurkan diri sebagai dosen dan sekarang sebagai trainer Grapho. Cerita Pak Bayu begitu inspirasi sekali. Selanjutnya Pak Bayu menanyakan kepada para peserta “Mengapa anda ingin mengikuti lokakarya ini?”
“Karena saya ingin lebih mengenal diri lebih jauh dan bisa berguna bagi orang lain” Jawaban salah satu peserta. Setelah itu Pak Bayu memberikan dua lembar kertas yang berisikan kotak-kotak dan ada gambar yang harus ditambahkan untuk menjadi sebuah gambar yang menarik. Semua peserta berkreasi membuat sebuah gambar yang ada di kertas itu. Gambar pertama itu ada lingkaran di dalam sebuah persegi. Lalu para peserta menggambarkan dalam bentuk macam-macam, ada yang menggambar jadi matahari, bunga, wajah senyum, jam weker, dll. Dari gambar pertama itu menunjukan citra dirinya sendiri.
Para peserta diberi lagi beberapa kertas HVS kemudian Pak Bayu mendiktekan sebuah kalimat. Setelah selesai para peserta disuruh menuliskan kembali kalimat tersebut dengan tekanan yang sangat kuat saat menulis kalimat tersebut. Yang kedua menulisnya dengan kecepatan yang sangat cepat. Lalu menulis dengan huruf yang sangat kecil sekali, terakhir menulis dengan huruf yang sangat besar sekali. Kemudian Pak Bayu menanyakan “Bagaimana perasaan saat menulis seperti itu?”. Semua peserta menjawab sangat tidak nyaman.
Yah itulah berbagai macam tulisan yang nanti kita akan lihat saat menganalisis tulisan tangan. orang yang menulis dengan kecepatan tinggi dia itu suka berpikir cepat, tetapi kurang komunikatif. Orang yang tulisan begitu besar dia itu ingin mendapatkan perhatian.
Kemudian para peserta disuruh untuk berpasangan untuk membacakan dan menerangkan pola penulisan yang ada di layar secara bergantian. Setelah dua pembahasan para peserta disuruh mencari pasangan baru lagi untuk membacakan dan menjelaskan pola penulisan yang ada di layar secara bergantian lagi. Kemudian para peserta dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok berkunjung ke tiap stand, ada tentang margin, base line, ukuran tulisan, dan tekanan tulisan. Para peserta bertanya tentang bagaimana idealnya margin, ukuran dan apa sih karakter seseorang ada yang unik dari tulisan tangannya? Itu dijelaskan di setiap stand. Setelah semua kelompok berkeliling dan bertanya-tanya ke setiap stand lalu istirahat break snack dulu. Selesai break snack kegiatan dilanjutkan kembali seperti tadi peserta berpasangan untuk membacakan dan menjelaskan pola penulisan yang ada di layar. Lalu berkelompok lagi berkeliling dan bertanya di setiap stand. Waktu begitu tidak terasa sudah saatnya makan siang. Semua peserta makan siang dulu, makanannya benar-benar nikmat.





Setelah makan siang sekitar pukul 14.00 kami masuk ke aula lagi untuk melanjutkan kegiatan. Sebelum melanjutkan penjelasan tentang pola penulisan kami melakukan ice breaking dulu. Ice breakingnya semua peserta mengikuti gerakan mentor yang ada di depan. Semua peserta terlihat semangat dan ceria mengikuti gerakan – gerakannya. Semua peserta lebih bersemangat mengikuti kegiatan selanjutnya. Para peserta berpasangan kembali dan membacakan dan menjelaskan pola penulisan selanjutnya secara bergantian. Saat penjelasan tentang huruf-huruf unik dan tanda tangan, Pak Bayu yang menjelaskannya. Para peserta banyak menanyakan saat penjelasan huruf-huruf unik. Setelah selesai menjelaskan yang terakhir para peserta kembali ke kelompoknya untuk berkeliling dan bertanya kepada stand pola penulisan. Ada sebelas pola penulisan yaitu margin, spasi, baseline, size atau ukuran tulisan, tekanan tulisan, zona penulisan, kemiringan tulisan, jenis huruf dan sambungan, kecepatan penulisan, huruf-huruf unik, dan tanda tangan. Kemudian kami istirahat kembali sholat magrib dan makan malam.  
Sekitar pukul 19.30 kami masuk kembali melanjutkan materi selanjutnya. Sekarang para peserta dibagi menjadi 3 kelompok. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan salah satu materi pola penulisan yang tadi dibahas. Kelompok pertama akan mempresentasikan tentang huruf-huruf unik. Kelompok kedua akan mempresentasikan tentang kemiringan tulisan. Kelompok tiga akan mempresentasikan zona penulisan. Presentasinya cukup unik karena presentasinya menggunakan alat peraga. Kelompok pertama dikasih boneka, kelompok kedua alat-alat dapur, dan kelompok ketiga dengan tarian.
Kelompok pertama mempresentasikan menggunakan media boneka untuk menjelaskan pola penulisan huruf-huruf unik, presentasinya sangat seru semua orang pada ceria melihat penampilan dari kelompok pertama.
Kelompok kedua mempresentasikan menggunakan alal-alat dapur untuk menjelaskan pola penulisan kemiringan tulisan. Mereka membuat musik dari alat-alat dapur itu. Suasana semakin rame dengan gembrang-gembrung musik dapur itu.
Terakhir kelompok ketiga mempresentasikan menggunakan tarian untuk menjelaskan zona penulisan. Mereka menari dengan penuh keceriaan dan semua peserta sangat terhibur.
Kemudian kelompok tersebut membuat kolom dari ketas besar tentang pola penulisan. Kolomnya tidak ditulis oleh tulisan tangan tetapi menggunakan gambar yang ada di majalah. Semua peserta menempelkan gambar yang sesuai dengan karakter dari pola penulisan yang sebelas itu. Waktu sudah menunjukan pukul 22.00 akhirnya kegiatan pun ditutup. Setelah selesai para peserta ngobrol-ngobrol dan ada api unggun sama bakar-bakar jagung. Walaupun hujan gerimis tetapi kegiatan api unggun dan bakar-bakar jagung tetap berlangsung. Suasana kebersamaan dan persaudaraannya begitu terasa saat bercanda sambil bakar jagung di udara yang sangat dingin itu.
Esok harinya kegiatan dilanjutkan kembali. Kemudian Pak Bayu memberikan contoh hasil penelitian tulisan tangan. Lalu Pak Bayu menaruh berbagai macam tulisan tangan untuk diamati oleh semua peserta. Semua peserta pun berkeliling melihat semua tulisan yang ada di depan dan menanyakan karakteristik seseorang tulisannya seperti ini atau seperti itu.
Setelah setengah jam mengamati berbagai macam tulisan saatnya mengamati tulisan para peserta yang sebelum lokakarya diberi PR menulis. Para peserta berpasangan dan mengamati tulisan pasangannya. Kemudian dijelaskan ke pasangannya hasil pengamatan itu. Waktu begitu tidak terasa sudah pukul 11.30 kegiatan lokakarya menggali visi pribadi dengan tulisan tangan diakhiri dengan foto bersama.
Lokakarya ini sungguh sangat berguna sekali bagi saya. Saya lebih mengenal tentang diri saya sendiri. Kemudian saya juga mendapatkan inspirasi dan motivasi dari lokakarya ini.
Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada KAIL telah mengundang saya untuk mengikuti lokakarya ini.

Hari Belajar KAIL di PPR ITB




Pertama kali di penghujung tahun, Kail mengadakan kegiatan Hari Belajar untuk para alumni pelatihan dan relawan Kail. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 22 November 2012 di kompleks PPR ITB. Tujuan dilaksanakannya kegiatan Hari Belajar adalah memberi kesempatan kepada alumni pelatihan Kail untuk bisa mengembangkan wawasan dan pengetahuannya dalam beberapa  kegiatan Kail dalam bentuk konsultasi, bimbingan, workshop dan praktek langsung. Sekaligus menjadi ajang silaturahmi bagi orang-orang yang pernah berkegiatan di Kail baik alumni pelatihan, relawan dan associate Kail.

Berbagai acara telah disiapkan, seperti di pagi hari ada latihan Taichi bersama Hilda Lionata, konseling pengembangan diri, workshop menulis untuk perubahan, workshop Arpillera, belajar membuat kue kering untuk anak-anak dan diskusi penerapan Cara Berpikir Sistem.

Rencananya kegiatan ini akan dilakukan secara rutin, agar para alumni Kail mempunyai kesempatan untuk mengasah pengetahuan yang mereka dapatkan di pelatihan Kail yang diikutinya. Peserta juga diminta berkontribusi sebesar sepuluh ribu rupiah untuk operasional kegiatan dan membawa makanan/minuman sendiri yang tidak menghasilkan sampah.

Semoga kegiatan Hari Belajar Bersama Kail memberikan manfaat besar baik untuk peserta maupun Kail.

(Melly)

Fish Bank untuk BKKBN


Atas undangan dari Maria Gayatri yang merupakan koordinator program pelatihan BKKBN, KAIL berkesempatan untuk memberikan materi Fishbanks kepada bapak ibu Kepala BKKBN Provinsi. Kegiatan ini diadakan di Bogor pada tanggal 23 Oktober 2012, pada pukul 13.30 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB. Para peserta yang terlibat dalam kegiatan ini berkisar 35 orang yang merupakan pimpinan BKKBN provinsi yang datang dari berbagai penjuru di Indonesia.

Any Sulistyowati sebagai fasilitator dalam simulasi permainan Fishbanks, terlebih dahulu menjelaskan tentang apa yang akan dilakukan oleh para peserta. Para peserta dibagi ke dalam 5 kelompok yang terbentuk melalui posisi duduk yang terbagi ke dalam 5 meja besar sehingga setiap kelompok memiliki 7 anggota. Para peserta kemudian diminta untuk membuat perusahaan penangkapan ikan lengkap dengan nama dan struktur perusahaannya. Lalu fasilitator menjelaskan tentang aturan permainan dan kemudian memberikan modal dalam jumlah yang sama kepada setiap perusahaan berupa kapal dan uang dalam bentuk elektronik. Setelah itu, para peserta diminta menyusun strategi penangkapan setiap tahun, termasuk pembagian peran setiap anggota kelompoknya dalam menyukseskan bisnis penangkapan ikan tersebut.

Simulasi permainan dibagi ke dalam 8 putaran, di mana masing-masing putaran, peserta akan memasukkan strategi penangkapannya ke dalam sebuah form yang memperlihatkan jumlah kapal yang disebarkan ke dalam areal penangkapan ikan. Angka di dalam form tersebut diinput ke dalam komputer untuk kemudian memberikan hasil dari strategi setiap perusahaan di setiap putaran. Untuk mengoperasikan software ini, David Ardes Setiady menjadi operator yang menginput data dari para peserta.

Suasana permainan berlangsung sangat ramai, di mana terjadi negosiasi jual beli kapal di antara perusahaan dan juga perebutan kapal di saat pelelangan yang dilakukan oleh fasilitator. Bahkan, sempat terjadi sengketa bisnis di antara 2 perusahaan karena proses jual beli yang tidak menemukan kata sepakat. Sengketa kemudian diselesaikan dengan mengumpulkan perwakilan dari setiap perusahaan untuk memediasi proses negosiasi penyelesaiannya. Akhirnya pada putaran ke-8, permainan berhenti dan fasilitator memberikan debrief tentang permainan tersebut. Debrief mengangkat tentang daya dukung alam yang selama ini sering luput bahkan diabaikan oleh manusia.

Pukul 18.00 WIB, kegiatan Fishbanks selesai dan Tim KAIL yang beranggotakan Any Sulistyowati dan David Ardes Setiady bersiap untuk pulang ke Bandung esok harinya.
(David)

Tim KAIL melatih Cara Berpikir Sistem dalam "Bridging Leadership Program" di Medan



Bulan Oktober 2012 yang lalu, KAIL memberikan proses lokakarya tentang Bridging Leadership Program kepada Yayasan Leuser Internasional (YLI) di Medan. Lokakarya ini merupakan satu rangkaian kegiatan bersama dengan YPBB yang memberikan materi tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Lokakarya diadakan di kantor YLI yang berada di dalam komplek Universitas Sumatera Utara, Medan. 

Dengan peserta berjumlah 9 orang, rombongan KAIL dan YPBB disambut oleh Bapak Burhanudin selaku perwakilan YLI. Tim KAIL terdiri dari Any Sulistyowati selaku fasilitator utama untuk materi Cara Berpikir Sistem, David Ardes Setiady sebagai Penanggung Jawab Notulensi dan Dokumentasi. Tim YPBB beranggotakan David Sutasurya sebagai fasilitator untuk materi Pembangunan Berkelanjutan bersama dengan Fictor Ferdinan. Adapun Annye Frida Meilani Simbolon sebagai perwakilan dari Yayasan Pembangunan Berkelanjutan, ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan lokakarya di Medan ini. Tim YPBB dan KAIL dibantu oleh 2 orang relawan dari Aceh, yaitu Hidayat dan YY Dinar. Lokakarya ini diselenggarakan pada tanggal 17 Oktober sampai dengan 21 Oktober 2012.


Kegiatan lokakarya ini Bridging Leadership Program merupakan program kerja sama dengan Yayasan Pembangunan Berkelanjutan yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas staf YLI dalam menangani isu-isu di lapangan seiring dengan perkembangan situasi yang semakin kompleks. Materi cara berpikir sistem membantu para peserta menata kompleksitas persoalan di lapangan dan menelaah lebih jauh tentang paradigma yang mendasari struktur persoalan tersebut. Di akhir hari pelatihan, para peserta tampak sumringah karena mendapatkan sebuah pencerahan terhadap persoalan yang dihadapi oleh YLI dan bagaimana tindak lanjutnya.

Yayasan Leuser Internasional (YLI) adalah lembaga non-profit yang memiliki visi untuk melestarikan sumber daya alam hayati dan ekosistem yang berada di dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.

Info lebih lanjut mengenai Yayasan Leuser Internasional lihat di www.leuserfoundation.org
(DAS)

Pelatihan Cara Berpikir Sistem - Oktober 2012

KAIL mengadakan pelatihan Cara Berpikir Sistem (CBS) pada bulan Oktober, CBS merupakan salah satu program pelatihan yang telah rutin diselenggarakan oleh KAIL. Kegiatan kali ini merupakan angkatan ke-11 semenjak berdirinya KAIL.

Peserta pelatihan pada tanggal 6-7 Oktober 2012 ini datang dari cukup beragam latar belakang : pengajar di Gagas Ceria, penggiat Bincang Edukasi, mahasiswa, BKKBN, Jurasik, dosen FTIP, Beastudi Etos Dompet Dhuafa. Jumlah peserta ada 19 orang yang hadir pada hari I, sedangkan pada hari II ada 3 orang peserta yang tidak bisa datang karena ada urusan yang tidak dapat ditinggalkan.

Untuk kegiatan kali ini, KAIL menggunakan tempat di Boeminini yang beralamat di jalan Purnawarman no.70, Bandung. Di tempat ini, peserta tidak hanya berkegiatan di dalam ruangan, tapi juga di luar ruang dengan meja dan kursi disertai dengan bunyi gemericik air dari kolam yang berada di dekat ruang pelatihan. Cuaca cerah turut menambah semangat belajar para peserta.

Dalam penyelenggaraan kegiatan CBS, KAIL dibantu oleh 2 orang relawan yang meluangkan waktunya untuk menjadi notulen, yaitu Rahyang Nusantara dan Irham. Dari KAIL, ada Any Sulistyowati yang menjadi fasilitator utama, David Ardes Setiady sebagai asisten fasilitator, Melly Amalia sebagai loordinator logistik, dan Selly sebagai koordinator kegiatan.
(DAS)

Tim KAIL melatih Cara Berpikir Sistem di PT Divusi


Siang itu hari Kamis tanggal 6 Sepetember 2012, koordinator Kail, Any Sulistyowati beserta dua orang staf Kail yaitu David dan Selly bergegas menuju Jalan Kyai Gede Utama Nomor 12 Bandung untuk memenuhi janji akan memberikan pengantar Cara Berpikir Sistem dan Pengantar System Dynamic Modeling kepada para staf PT.Divusi, yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang IT.

Tiga orang staf Kail datang tepat waktu sesuai dengan yang dijanjikan yaitu pukul dua siang. Kami langsung diantar menuju ruang rapat yang sudah disediakan dan di-setting untuk pelatihan singkat ini. Sudah berkumpul beberapa orang staf PT. Divusi diantaranya Pak Eri sendiri, Erman, Giri, Husain, Ferdian, Faqih, Risa, Andika, dan Rian. Setelah perkenalan seperlunya, Mbak Any langsung masuk ke materi pertama Cara Berpikir Sistem yaitu pengertian tentang sistem, pengertian Cara Berpikir Sistem, kegunaan Cara Berpikir Sistem, Behaviour Over Time (BOT), dan Causal Loop Diagram (CLD). Selain itu digunakan beberapa simulasi Living Loop dan Leverage Point agar peserta lebih mudah dalam memahami materi. Materi yang biasanya diberikan untuk beberapa hari, kali ini hanya dibawakan dalam tiga jam saja. 

Setelah materi dasar Cara Berpikir Sistem di atas, kemudian penjelasan Mbak Any mulai masuk ke materi System Dynamic Modeling. Dimulai dengan bagaimana cara mengubah Causal Loop Diagram (CLD) menjadi diagram Stok dan Flow kemudian dilanjutkan dengan simulasi pembuatan model System Dynamic menggunakan software di komputer bernama Vensim. Pada sesi ini semua peserta terlihat tekun dan asyik dengan laptop-nya masing-masing. Logika dan permainan rumus matematika dasar dilatih kembali agar angka-angka yang dihasilkan di layar bisa sesuai. Akhirnya pelatihan singkat Kail bersama teman-teman dari PT Divusi diakhiri dengan sesi tanya-jawab peserta. Ternyata teman-teman dari PT Divusi termasuk peserta yang paling cepat memahami materi, terlihat dari pertanyaan-pertanyaan kritis yang mereka ajukan. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore dan acara ditutup dengan ucapan terima kasih dari kedua belah pihak.

Pelatihan Cara Berpikir Sistem - Juli 2012


Pelatihan Cara Berpikir Sistem  tanggal  7-8 Juli 2012, diikuti oleh 21 orang peserta dengan berbagai latar belakang aktivitas yaitu dosen Faperta Universitas Padjadjaran, Universitas Machung, LSM Resic dan individu. Kegiatan ini menggunakan kantor salah satu rekanan Kail di jalan Sidomukti, Bandung.

Hari pertama diisi dengan ice breaking Angin Bertiup dan perkenalan sesama peserta dan dilanjutkan dengan perkenalan Kail, Pengantar CBS, BOT dan CLD.



Hari kedua, sesi pagi yaitu permainan Idola untuk mengenalkan tentang Leverage Points dan perluasan CLD masing-masing kelompok. Terakhir ditutup dengan diskusi tanya jawab seputar materi keseluruhan. Tak lupa foto bersama antara panitia dan peserta.

Antusias peserta  sangat baik dalam setiap sesi. Yang cukup menarik, di sela-sela break ada peserta yang menyatakan ketertarikannya untuk menjadi relawan Kail  di tengah jadwal mengajarnya yang padat. 

Sebagian besar dari peserta mengungkapkan ingin ada pelatihan lanjutan untuk para alumni pelatihan CBS. Tidak terasa, dua hari CBS telah usai. Banyak kesan dan pesan yang bisa kita ambil untuk bahan evaluasi kegiatan CBS selanjutnya. Semoga pelatihan CBS kali ini membawa banyak manfaat bagi peserta. 

(Melly)

Arpillera untuk refleksi Live In - SMU Van Lith




‘Wah saya ga bisa menjahit, belum pernah pegang jarum jahit nih,” begitu komentar salah satu peserta SMA Van Lith saat kami mengeluarkan peralatan Arpillera.  Kami tersenyum dan mencoba memberikan penjelasan di awal bahwa yang dibutuhkan untuk membuat karya sebuah Arpillera tidak sesulit yang dibayangkan.

Tepatnya tanggal 16 Juni 2012 Kail diundang oleh alumni SMA Van Lith yang berdomisili di Bandung untuk melakukan refleksi proses magang dan live in siswa SMA Van Lith, Magelang yang telah melakukan magang selama dua minggu. Uniknya, proses refleksi tersebut dituangkan dalam karya Arpillera. Selama dua minggu tersebut mereka live in di beberapa keluarga di Bandung dan magang di tempat-tempat yang menjadi ketertarikan mereka. Salah satunya Cinthya, seorang siswa yang mempunyai ketertarikan dengan dunia LSM, akhirnya memilih rumah Any Sulistyowati (pendiri dan koordinator Kail) sebagai tempat menimba ilmu.

Hari itu kami, saya dan Selly sudah tiba di lokasi satu jam sebelum waktu yang disepakati yaitu pukul 12.30 WIB. Ternyata teman-teman dari Van Lith sedang melakukan kunjungan ke Museum Geologi. Sambil menunggu kedatangan peserta, kami menyiapkan segala perlengkapan Arpillera dan menempel beberapa karya di dinding. Pukul 2 siang lokakarya Arpillera dimulai dengan sesi perkenalan melalui permainan, dan menengok kembali perjalanan magang peserta di beberapa tempat. Mendengar hal-hal menarik yang mereka dapatkan selama magang. Setelah itu Selly mengenalkan apa itu Arpillera, sejarah munculnya Arpillera, digunakan untuk apa, peralatan apa saja yang dibutuhkan dan tips membuat Arpillera. Yang dilakukan selanjutnya adalah praktek membuat Arpillera yang disesuaikan dengan refleksi magang masing-masing. Meskipun ada kendala dalam menggunakan jarum dan membuat tusuk feston, tapi semangat peserta tidak tergoyahkan, termasuk siswa laki-laki. Waktu dua jam ternyata tidak cukup untuk menyelesaikan secara tuntas hasil karya peserta. Sebagai penutup sesi, peserta menceritakan Arpillera masing-masing.


Cukup menyenangkan berkumpul dan canda tawa dengan teman-teman dari SMA Van Lith. Acara diakhiri dengan foto bersama dan ucapan terima kasih dengan iringan yel-yel ala Van Lith. Terima kasih teman-teman atas kebersamaannya.

(Melly)

Pelatihan Menulis untuk Perubahan - angkatan 1

Tanggal 20-21 April 2012, saya dan beberapa teman mengikuti kegiatan yang diadakan oleh KAIL yaitu Pelatihan Mahir Menulis, yang diadakan selama dua hari berturut-turut di daerah perumahan Dago. Peserta terdiri dari Sri Ratna Wulan seorang mahasiswa pascasarjana Unpad, Putra mahasiswa S1 Fisip Unpad dan beberapa staf KAIL yaitu David, Melly dan Selly. Fasilitator dari pelatihan menulis adalah seorang penulis bernama Ari Ujianto yang merupakan associate KAIL.

Acara pada hari pertama dimulai pada jam 9, diawali dengan perkenalan antar peserta, harapan dan motivasi para peserta mengikuti pelatihan Mahir Menulis ini yang kita tulis dalam kertas warna warni beberbentuk unik yang kemudian kita tempel di dinding ruangan pelatihan tersebut.
Setelah itu kita break sebentar untuk kemudian masuk ke materi selanjutnya yaitu pengantar mengapa kita harus menulis dan pengantar dasar-dasar menulis yang disampaikan oleh Mas Ari, yang sudah datang jauh-jauh dari Tangerang.

Mas Ari menjelaskan mengapa kita harus menulis? Hal tersebut terjadi karena beberapa sebab:

  • Dengan menulis membantu kita mengungkapkan cita-cita dan mimpi
  • Dengan menulis membebaskan diri dari kepedihan dan menemukan kelegaan
  • Dengan enulis merupakan upaya untuk menemukan identitas diri
  • Dengan menulis merupakan upaya untuk mengkomunikasikan isi jiwa, penghayatan dan pengalaman kepada pelbagai pihak
Pemateri, Mas Ari pun menjelaskan tips bagaimana caranya menulis. Cara menulis itu hanya ada tiga syarat yaitu:

  1. Menulis. Untuk menjadi penulis, hal yang paling utama adalah banyak membaca. Dengan referensi yang banyak, maka dengan mudah kita bisa menuliskan gagasan-gagasan kita.
  2. Mengembangkan aset-aset. Caranya adalah dengan kita menjadi observer / pengamat bagi lingkungan sekitar kita, menjadi orang kreatif dan penuh imajinasi ketika menulis, dan yang paling penting adalah membiasakan menulis secara reguler.
  3. Menguasai teknik penulisan. Caranya adalah kita harus mampu mendeskripsikan peristiwa yang terjadi, mampu membuat kalimat efektif, mampu membuat dialog yang memikat, mampu membuat paragraf pembuka yang menarik.

Aliran-aliran atau genre tulisan itu terdiri dari:
  1. Deskripsi, yaitu menggambarkan peristiwa yang terjadi.
  2. Narasi, yaitu menceritakan peristiwa yang terjadi.
  3. Jurnal/memoar
  4. Ekspositori atau paparan
  5. Persuasi atau opini
  6. Puisi 

Nah, setelah kita mendapatkan beberapa materi penulisan, kita ditantang oleh Mas Ari untuk langsung mengaplikasikan materi yang baru saja didapat dalam bentuk tulisan. Kita pun mencoba untuk menulis apa yang ada dalam pikiran kita masing-masing. Setelah selesai menulis, hasil tulisan kita tukar dengan teman, dan teman tersebut diminta untuk mengomentari hasil tulisan tersebut, seperti apa bentuk tulisan yang dibuat, apakah tulisan yang dibuat sudah efektif (fokus) belum, dan apakah kekurangan serta kelebihan dari tulisan tersebut. Dan setelah tulisan selesai dikomentari oleh teman kita, pemateri pun langsung ikut memberi masukan akan hasil tulisan kita.

Tak terasa hari pun sudah menjelang maghrib, dan sebelum pulang kita dibekali oleh-oleh untuk melakukan observasi dan wawancara di lingkungan yang akan kita amati.

Keesokan harinya, ketika jam sudah menunjukkan pukul 10, kita pun berkumpul kembali di Dago. Masing-masing dari peserta tersebut kemudian diminta oleh Mas Ari untuk melakukan presentasi tentang apa yang kita amati dan wawancarai. Setelah presentasi, kita pun di minta kembali untuk menuliskan apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan oleh panca indra atas observasi yang telah kita lakukan tadi dengan cara deskriptif. Akhirnya kita pun menuliskan apa yang ada dalam pikiran kita masing-masing dengan membayangkan kembali apa yang telah kita observasi tadi dengan segenap panca indra yang kita punya. Setelah menulis, kita pun mempresentasikan kembali apa yang telah kita tulis, dan kembali tulisan tersebut diberi masukan. Namun rata-rata hasil tulisan peserta kali ini lebih baik dari tulisan di hari sebelumnya, karena mungkin kita para peserta di dorong terus menerus untuk membuat hasil tulisan yang baik.

Di akhir hari kedua, kita ditantang oleh panitia untuk membuat isi dari buletin digital yang dikelola oleh KAIL yang bernama PRO:AKTIF. Kitapun membagi tugas untuk membagi rubrik yang akan kita tulis dalam PRO:AKTIF nanti. Dan semoga, ilmu yang baru kita dapat dalam dua hari ini bisa memuluskan jalan kita untuk membuat buletin digital PRO:AKTIF menjadi bagus dan menarik (dari segi konten dan cover) bagi para pembacanya nanti.

(Sri)