Ayam-ayam

Oleh: Any Sulistyowati


Ada tiga ekor ayam berkeliaran di Kebun KAIL. Ayam itu milik tetangga. Mereka suka bertamu di Kebun KAIL sejak sebelum lebaran yang lalu. Ayam itu cantik-cantik. Senang juga melihatnya.

Masalahnya ketika bertamu, mereka sering mencari makan di antara tanaman-tanaman di Kebun KAIL. Jadi banyak tanaman yang rusak. Satu bed jagung dan kacang tanah habis dirusaknya. Belum lagi rumput-rumput di halaman belakang. Juga tanaman ginseng habis daunnya. Hiksss….

Mudah-mudahan segera ditemukan solusi bersama yang terbaik untuk masalah ayam-ayam ini.

Arbein di Kebun KAIL

Oleh: Any Sulistyowati 


Beberapa bulan yang lalu, Ibu Fitri dari Kelompok Belajar Bersama menghadiahkan pohon arbein ke Rumah KAIL. Pohon itu ditanam di bed depan bersama dengan bunga kertas, kangkung, kenikir dan berbagai tanaman lainnya.

Satu pohon tersebut kemudian tumbuh besar, berbunga, berbuah dan beranak pinak menjadi banyak. Bunganya kecil mungil berwarna putih. Buahnya yang muda berwarna hijau dan menjadi merah ketika menua. Rasanya asam manis. Srrrllleeppppp rasanya ketika dimakan.

Menurut Ibu Fitri, arbein in sebaiknya dibuat selai. Hmmm… untuk itu harus tunggu dulu, ya. Soalnya buah arbein di kebun KAIL jumlahnya masih terlalu sedikit kalau mau dibuat selai. Mudah-mudahan buahnya semakin banyak, ya. Terima kasih Ibu Fitri.



Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-71 dan Hari Ulang Tahun KAIL ke-14




Dalam rangka memperingati HUT RI ke-71 dan HUT Kail ke-14, Kail akan menyelenggarakan rangkaian kegiatan-kegiatan sebagai berikut :


Hari Belajar Anak

Tema:
Selamat Ulang Tahun Kail, Selamat Ulang Tahun Indonesia
Minggu, 28 Agustus 2016
Pukul 09.00-12.00 WIB
Kontribusi: Rp 20.000/anak
Terbuka untuk umum (anak-anak)

Informasi dan pendaftaran:
Debby Josephine
0812 2426 1972 (Telp/SMS/WA)

Bazaar khusus untuk anak-anak Cigarugak

Pukul 15.30 – 17.30 WIB
Harap membawa kantong belanja sendiri

Tempat: Rumah KAIL, Kp Cigarugak, Desa Girimekar, Kec. Cilengkrang, Kab Bandung
Peta lokasi: bit.ly/rumahkail


Kami mengundang berbagai pihak untuk bersama kami merayakan Ultah Kail, baik sebagai tamu undangan maupun sebagai relawan

Informasi dan pendaftaran sebagai undangan/relawan:
Melly Amalia
0821 2600 3635 (Telepon/SMS/WA)

Untuk mendaftar sebagai pengunjung silakan isi form pendaftaran di: http://bit.ly/2bkVWaR

Untuk mendaftar sebagai relawan, silakan isi form pendaftaran di:http://bit.ly/2bbioBM

Kamboja Kuning di Kebun KAIL

Oleh: Any Sulistyowati 



Tahun lalu, seorang teman dari Jatihandap, Esti Wijayanti, memberikan stek batang kamboja kuning untuk kebun KAIL. Stek tersebut kemudian ditanam di bed depan Rumah Kail di awal musim hujan yang lalu. Stek tersebut kemudian tumbuh daunnya. Mula-mula dua buah, lalu empat dan sekarang mulai banyak.

Nah, bulan ini stek tersebut mulai berbunga. Bunga pertamanya mekar di tanggal 3 Agustus 2016 yang lalu. Hari berikutnya menyusul bunga kedua. Indah sekali. Makin lama makin banyak bunga yang mekar. Indah sekali.


Terima kasih tanah, terima kasih air, terima kasih sudah membantu menumbuhkan kamboja kuning yang cantik ini. Terima kasih, Esti.

Berdonasi yuuuukkkk...




Dalam rangka HUT KAIL dan juga Perayaan Kemerdekaan Indonesia yang akan kami adakan pada 28 Agustus 2016, KAIL mengajak teman-teman untuk berdonasi bagi warga di sekitar Rumah KAIL, Desa Cigarugak, Bandung, Jawa Barat.

Donasi akan digunakan untuk penjualan di bazaar dengan harga murah, dan pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan di bazaar akan digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan KAIL bagi pemberdayaan masyarakat.

Pengumpulan donasi paling lambat Kamis 25 Agustus 2016

contact person: Navita Kristi Astuti (08112209896).

Kebun KAIL : Buah Waluh di Pohon Pete

Oleh: Any Sulistyowati

Sekitar setahun yang lalu, kami (staff KAIL) menanam pohon waluh di halaman belakang Rumah KAIL. Kami membuat rambatan dari bambu berbentuk segitiga yang menghubungkan pohon pete, pohon suren dan pohon tisuk. Kami juga memberikan pagar kawat sebagai pelindung dari ayam-ayam tetangga yang berkeliaran. Intinya pohon waluh tersebut kami jaga baik-baik agar tumbuh subur dan berbuah banyak.

Hari demi hari berlalu. Waluh sempat merambat di rambatan segitiga itu. Musim berganti. Musim penghujan berganti dengan kemarau. Daun-daun waluh berguguran. Tinggallah batangnya yang kering. Tak ada daun tersisa di rambatan segitiga. Tinggal batang yang tampak merana, tak berdaun. Sedih!


Pohon waluh yang kering

Tapi ternyata… kalau kita telusuri batang itu, maka… kita akan menemukan bahwa batang itu naik lurus, tinggi sekali, memanjat pohon pete yang menjadi rambatannya. Naik terus melampaui daun-daun pete teratas. Mencari matahari. Kemungkinan besar tingginya lebih dari enam meter karena tampak jauh lebih tinggi dari atap lantai dua Rumah KAIL. Di antara daun-daun pete yang tinggi itu tampaklah buah-buah waluh bergantungan. Banyak sekali. Yang kelihatan dari bawah dan sudah besar ada lebih dari tiga belas buah. Wah… indah sekali. Tetapi bagaimana cara panennya, ya?

Waluh di pohon pete