“Rumah
berwarna putih itupun menandakan bagaimana kekuatan gelap telah dikalahkan oleh
kebaikan, dan
warga diminta bantuan untuk mewarnai setiap jengkal dari sisi rumah putih
tersebut.” Kalimat inilah yang diungkapkan
Teh Kenny Dewi pada pagi hari itu. Selanjutnya Teh Kenny meminta bantuan
anak-anak untuk mewarnai rumah-rumahan berwarna putih dengan cat air yang ada di meja di
samping rumah-rumahan tersebut.
Kegiatan
hari belajar KAIL pada hari Minggu, 26 Oktober 2014 itu memang dimulai dengan
hangat oleh Teh Kenny. Teh Kenny
menceritakan
sebuah dongeng yang sungguh menarik. Dongeng itu berisi cerita yang mengajarkan kepada kita bagaimana hidup bergotong-royong, tolong–menolong, selalu bersabar, serta rajin berbuat baik. Dongeng ini membuka kegiatan Hari
Belajar Anak KAIL bulan Oktober itu.
Setelah mendengarkan dongeng dari Teh Kenny, kegiatan HBA ini berlanjut dengan
membuat makhluk pompom dari benang wol. Kegiatan membentuk
makhluk pompom ini dipandu oleh Kak Deta. Anak-anak diajarkan cara melilitkan benang wol tersebut di jari atau
pensil/pulpen yang cukup kuat untuk membentuk pola yang diinginkan.Setelah itu, dengan hati-hati lilitan
benang tersebut digunting dan kemudian dipasangi mata sehingga terbentuklah
makhluk pompom yang kita inginkan. Membuat makhluk pompom ini tidak begitu sulit, akan tetapi
menuntut ketelitian untuk membentuknya.
Setelah
membuat makhluk pompom, anak-anak kemudian belajar cara membuat kerajinan Ojos de Dios. Ojos de Dios (dalam bahasa Spanyol berarti God’s Eye atau Mata Tuhan) adalah sebuah kerajinan yang terbuat
dari benang dan kayu, yang bermakna spiritual bagi masyarakat Meksiko. Ojos de
Dios
seringkali dibuat dengan menggunakan benang warna-warni. Dua batang ranting kayu (dapat
juga menggunakan pensil atau sumpit kayu) disilangkan, lalu diikat kuat menggunakan
benang wol. Selanjutnya benang wol warna-warni dililitkan itu pada ranting kayu tersebut dengan pola tertentu sampai
seluruh batang kayu terliliti benang wol. Seperti halnya membuat makhluk
pompom, membuat kerajinan Ojos de Dios pun tak begitu sulit, tetapi membutuhkan ketelitian dan
ketekunan untuk meliliti kayu yang dipasang sebagai pola dasar tadi.
Kegiatan
yang diikuti oleh 25 anak-anak pagi itu berlangsung sangat seru. Peserta
terdiri dari anak-anak yang sudah rutin mengikuti HBA maupun yang baru pertama kali
mengikuti kegiatan HBA. Tidak ketinggalan, orang tua dan pembimbing anak-anak
yang hadir pagi itu juga terlihat sangat menikmati bagaimana melilit kayu,
menggunting dan menghias karya mereka masing-masing. Kegiatan pun berakhir pukul 12 siang, ditutup
dengan makan snack bersama.