Yoga Sebagai Upaya Pembangunan Berkelanjutan





Tanggal 18 Desember 2011 merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar teman-teman KAIL. Ada apakah? Karena di tanggal tersebut KAIL telah kedatangan salah seorang teman yang sekaligus sebagai instruktur Yoga, yaitu Nirmala Nair. Selain instruktur Yoga, Nirmala Nair yang berkebangsaan India ini juga menjadi Direktur ZERI Afrika Selatan. Cukup banyak peserta yang tertarik dan hadir mengikuti acara ini, karena memang topik yang disuguhkan sangat berbeda dari kegiatan KAIL sebelumnya. Peserta yang berjumlah 22 orang terdiri dari staf, associate, alumni pelatihan dan teman-teman KAIL. Pelatihan Yoga dilaksanakan di rumah Puti, Kompleks PPR ITB, Dago Bengkok Bandung dengan fasilitator David Ardes dan Any Sulistyowati, dimulai dari pukul 08.30 – 17.00 WIB.
Acara dimulai dengan perkenalan dan motivasi mengikuti pelatihan yoga. Setelah itu masuk ke materi inti, pemaparan Nirmala tentang apa itu yoga, mengapa kita perlu melakukan gerakan yoga dan manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Kemudian peserta praktek melakukan latihan pernafasan dan gerakan dasar yoga dengan penuh konsentrasi. Diskusi hangat tentang materi harus terputus karena rehat makan siang. Sajian makan siang adalah menu sehat yang tidak memakai zat aditif dan pengawet.

Sesi selanjutnya diisi dengan materi yang tak kalah menariknya yaitu teknik dasar pernafasan dan meditasi. Dilanjutkan dengan wawasan yang menghubungkan antara yoga, makanan dan pembangunan berkelanjutan. Tak lupa menampilkan contoh jenis tumbuhan lokal (termasuk rempah-rempah) yang bisa dijadikan sebagai tanaman obat alam yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Acara ditutup dengan pemberian souvenir berupa baju KAIL yang langsung dipakai oleh Nirmala dan tak ketinggalan foto bersama.



Mengenal sosok Nirmala Nair, akan membuka mata dan hati kita untuk mencoba belajar hidup selaras dengan alam. Membuka pikiran kita bahwa apa yang kita lakukan akan membawa pengaruh ke lingkungan di sekitar kita. Membuka langkah kita, apa yang sebaiknya harus kita lakukan untuk menjaga agar bumi ini tetap seimbang. Mencerahkan kita dalam berproses untuk mencari makna pembangunan berkelanjutan.

Nirmala yakin bahwa pembangunan yang berpusat pada hati adalah jawaban yang memungkinkan hubungan antara diri kita yang sejati dengan dunia luar, yang harus dimulai dari cara kita menggunakan tubuh kita. Sangat puas berproses hari ini. Terima kasih Nirmala telah berbagi dengan kami.

Membuat Buku Agenda 2012



Tanggal 11 Desember  2011 merupakan pertemuan kedua KAIL Support Group angkatan pertama, di rumah Lafiza Fidina, salah satu alumni pelatihan KAIL. Pertemuan ini dihadiri oleh 8 orang yang terdiri dari fasilitator dan peserta. KAIL Support Group adalah ajang bertemu para alumni pelatihan KAIL untuk saling berbagi cerita dan pengalaman hidup, dengan menggali kebutuhan apa saja yang perlu didukung oleh sesame teman dalam kelompok ataupun KAIL. Kegiatan ini dilakukan secara rutin 3 bulan sekali. 

Topik kali ini adalah membuat buku agenda 2012 dengan memanfaatkan dan memaksimalkan bahan/media yang ada dan menggunakan kreatifitas yang kita miliki. Sebelum membuat buku agenda, ada pemberian wawasan dari fasilitator Any Sulistyowati tentang bagaimana menyusun visi hidup dan visi pribadi, serta prioritas apa saja yang sebaiknya ada dalam buku agenda. Setelah itu, mulailah berkreasi dengan memanfaatkan majalah bekas yang ada dan menggunakan alat tulis seperti crayon, spidol, gunting, dll.

Waktu 3,5 jam ternyata tidak cukup untuk menyelesaikan proses pembuatan buku agenda. Ini juga membuka mata kita, bahwa tidak selamanya kita harus tergantung dengan teknologi modern yang ada. Dengan memanfaatkan barang bekas pun kita bisa menghasilkan karya yang menarik. Yang tak kalah penting, semua catatan dan agenda kita menjadi terjadwal dan tersusun dengan rapi dengan adanya buku agenda manual yang dibuat sendiri. Jadi tidak usah kawatir kalau ternyata listrik mati atau computer kita baterenya habis, kita masih bisa kok melihat agenda kegiatan melalui buku agenda tersebut. Semoga bermanfaat.  

(Melly)

Arpillera hadir di Bandung Oktober 2011


Kali ini KAIL mengadakan kegiatan Arpillera (baca: arpiyera) pada akhir pekan di penghujung Oktober ini. Peserta datang dari berbagai komunitas dan dengan variasi usia yang sangat beragam, dari anak-anak sampai dengan nenek-nenek. Semuanya datang dengan semangat untuk berkegiatan siang itu. Jumlah yang banyak secara tidak langsung membuat suasana begitu ramai, ditambah dengan anak-anak yang senang bermain ke sana kemari.
Waktu menunjukkan pukul 13.30 WIB saat para peserta sudah berkumpul dan kegiatan pun dibuka oleh Melly dengan pengantar dan perkenalan terhadap fasilitator hari itu, yaitu Intan Darmawati.

Kemudian, Intan memandu perkenalan antar peserta dengan meminta para peserta untuk memperkenalkan diri sambil memberi tahu karya Arpillera yang telah dipajang beserta dengan alasan pilihannya.

Intan memberikan pengantar mengenai apa itu Arpillera, sejarah singkat kemunculan Arpillera. Arpillera di daerah asalnya digunakan sebagai media perjuangan terhadap ketidakadilan pemerintah, kata dasarnya yang berasal dari bahasa Chile berarti “perca untuk perlawanan”. Namun kegiatan Arpillera di KAIL ini bertujuan untuk kegiatan komunitas, tidak ada intensi untuk pergerakan seperti itu. Harapannya adalah dengan kegiatan seperti ini akan dapat membuka jaringan aktivis/relawan yang lebih luas lagi.
Selanjutnya, para peserta mengambil berbagai bahan dan peralatan yang diperlukan untuk membuat Arpillera yang lahir dari buah permenungan dan kreativitas masing-masing.
Setelah sibuk mencari bahan, membuat pola, memasang dan menjahit sana-sini, akhirnya siap tidak siap harus dibawa ke sebuah penutup. Para peserta diminta pendapatnya dari kegiatan yang baru mereka rasakan ini. Ada yang berkomentar bingung mau membuat apa, capek memotong, sulit pada awalnya, mengerjakannya lebih gampang daripada yang terlihat, dlsb.
Berhubung waktu yang terbatas dan seluruh peserta belum ada yang menyelesaikan karya Arpilleranya, Intan menawarkan untuk melanjutkan kegiatan ini di waktu yang lain. Para peserta dengan semangat langsung menjawab “Besok, minggu depan” karena penasaran ingin menyelesaikan karya Arpillera mereka yang perdana. Akhirnya disepakati bahwa pertemuan berikutnya akan dilakukan pada tanggal 27 November nanti.

Untuk kegiatan Arpillera ini, Melly Amalia telah mempersiapkan berbagai bahan dan peralatan serta lokasi kegiatan. Any Sulistyowati membawa beberapa karya Arpilleranya untuk menambah contoh yang dapat dilihat oleh para peserta, untuk kali ini tidak membawa materi. David Ardes membantu dalam memajang karya-karya Arpillera yang ditampilkan dan membantu logistik. Intan Darmawati juga turut memperlihatkan beberapa karya Arpillera dan menjadi fasilitator utama (satu-satunya) dalam kegiatan KAIL kali ini.

Akhirnya, jam 17.30 WIB menjadi penanda berakhirnya kegiatan Arpillera ini dan para peserta pun mengarahkan kembali jalan hidupnya pada aktivitas sehari-hari. Semoga kegiatan Arpillera ini memberi energi positif tersendiri yang akan membawa mereka kembali berkumpul bersama dalam acara Arpillera berikutnya.

Support Group 2011 dibentuk di Bandung

Support Group KAIL yang pertama terbentuk pada hari Sabtu, 24 September 2011 di Bandung. Tujuan dari Support Group KAIL adalah untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi agen perubahan untuk mendiskusikan persoalan, perasaan, semangat, kepedulian dan strategi untuk menciptakan perubahan yang dibutuhkan untuk visi mereka.

Setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang, difasilitasi oleh satu orang mentor Relawan KAIL. Para anggota berkomitmen untuk berkumpul bersama setiap 3 bulan sekali untuk 12 bulan ke depan. Setiap kelompok akan mendapatkan giliran untuk mengadakan pertemuan-pertemuan tersebut.

Selama pertemuan pertama ini, 12 anggota berkomitmen untuk bergabung ke dalam Support Group KAIL, difasilitasi oleh mentor Relawan KAIL : David Ardes Setiady, Dhitta Puti Sarasvati dan Lili Herawati. Pertemuan dimulai dari pukul 09:30 sampai dengan 18:30 WIB dan terdiri dari sesi Teknik Mendengarkan di pagi hari dan diskusi support group pada sore hari. Menjelang maghrib, para peserta juga belajar tentang Emotion Freedom Technique (EFT) yang difasilitasi oleh David Ardes Setiady.

KAIL Melatih Siswa-siswi SMU di Bandung


Pada tanggal 25 September 2011 yang lalu, KAIL mengorganisir kegiatan pelatihan pertama untuk Siswa/i SMU di Bandung. Tema pelatihan adalah “Sukses di Sekolah dan di  Kehidupan” dan diikuti oleh 13 orang dari berbagai SMU di Bandung dan Ciwidey. Acara ini diadakan di Galeri Padi, Jalan Dago, Bandung.

Selama pelatihan, peserta belajar tentang faktor-faktor kesuksesan dalam belajar dan bagaimana mengembangkan strategi belajar untuk mencapai visi mereka. Mereka mengidentifikasi gaya belajar dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi proses belajar mereka. Oleh sebab manajemen waktu adalah persoalan yang dihadapi oleh kebanyakan peserta, maka mereka mempelajari tentang Manajemen Waktu. Mereka juga mendapatkan kesempatan untuk mendiskusikan strategi belajar dengan narasumber KAIL. Di akhir sesi, mereka membuat peta pemikiran dari proses belajar mereka.

Pelatihan difasilitasi oleh Staf KAIL Any Sulistyowati dan Associate KAIL, Dhitta Puti Sarasvati, David Ardes Setiady, dan Lili Herawati. Pelatihan ini juga didukung oleh Staf KAIL Melly Amalia dan Para Relawan KAIL : Rizki Riswandi, Selly Agustina, Sadiatul Khairiyani, dan Tini MF.

Jadilah Yang Terbaik - Angkatan II

Hari Sabtu, 13 Agustus 2011, KAIL mengadakan Workshop satu hari Pengembangan Diri untuk aktivis di Kedai Kopi Mata Angin, Jl. Bengawan, Bandung. Program ini diikuti oleh 13 peserta dari berbagai organisasi di Bandung.

Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peserta untuk menemukan potensi terbaik dalam diri mereka. Kegiatan ini diawali dengan berbagai proses pemahaman diri, diikuti dengan latihan visioning. Pada siang hari, peserta mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam pencapaian visi mereka. Sebagaimana yang tercantum pada formulir pendaftaran, banyak peserta yang menulis : memahami orang lain adalah tantangan utama dalam meraih kesuksesan, sesi siang hari dikhususkan untuk memperdalam kemampuan peserta dalam memahami berbagai tipe kepribadian. Mereka mempelajari tentang 4 tipe kepribadian dan bagaimana menghadapi perbedaan tersebut dengan cara yang paling efektif. Bagian terakhir dari workshop adalah untuk membuat rencana aksi yang akan membawa peserta pada potensi terbaik mereka. Masing-masing menceritakan rencana aksi kepada seluruh peserta.

Workshop ini difasilitasi oleh trainer KAIL, Any Sulistyowati, didukung oleh Dhitta Puti Sarasvati, Selly Agustina, Arfan Miftah Farid, dan Melly Amalia untuk dukungan operasional.

Jadilah Yang Terbaik - angkatan 1




Hari Sabtu, 25 Juni 2011, KAIL mengadakan Workshop satu hari tentang Pengembangan Diri untuk aktivis di Kantor BCCF, Galeri Padi, Jl. Dago 329, Bandung. Program ini diikuti oleh 13 peserta dari berbagai organisasi di BandungProgram ini ditujukan untuk memfasilitasi peserta dalam mencari potensi terbaik mereka. Kegiatan ini dimulai dengan berbagai proses untuk memahami diri, diikuti dengan latihan visioning. Pada siang hari, peserta mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi dalam pencapaian visi mereka. Oleh sebab kebanyakan peserta menyebutkan persoalan mereka adalah manajemen waktu, maka sesi siang dikhususkan untuk memperdalam kemampuan peserta dalam manajemen waktu. Mereka mempelajari tentang empat kuadran waktu dalam manajemen waktu sebagaimana yang diungkapkan oleh Stephen R. Covey, penulis buku Seven Habits of Highly Effective People. Bagian terakhir dari workshop adalah untuk membuat rencana aksi yang akan membawa peserta pada potensi terbaik mereka. Mereka menceritakan rencana aksi masing-masing kepada seluruh peserta yang lain. Lokakarya ini difasilitasi oleh trainer KAIL, Any Sulistyowati, didukung oleh Dhitta Puti Sarasvati, David Ardes Setiady dan Melly Amalia untuk dukungan logistik.