HARI BELAJAR ANAK KAIL: Gelang Cina

Pada tanggal 22 Juni 2014 hari minggu lalu Rumah KAIL kembali diramaikan oleh kegiatan Hari Belajar Anak.  Ada yang istimewa dari agenda rutin KAIL tersebut, yaitu kedatangan tiga orang kawan dari Garage Sale Sekolah Ibu (GSSI). Mereka adalah Aghni sebagai pendiri GSSI, ditemani oleh Dyah dan Dhyta yang berbagi cara membuat gelang tali bersama anak-anak sekitar Kampung Cigarukgak. Acara tersebut berlangsung di siang hari.

Anak-anak di sekitar Cigarugak selalu antusias mengikuti acara Hari Belajar Anak. Tidak kurang dari 15 orang anak datang bersama-sama ke Rumah KAIL yang selalu disambut hangat oleh staf KAIL. Rangkaian acara dimulai dengan perkenalan nama masing-masing dan permainan mengasah keterampilan dan kekompakan peserta. Kemudian anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok lebih kecil, tujuannya agar anak yang lebih besar bisa membantu anak yang lebih kecil. Di sini mereka diasah kemampuan kerjasama dan saling menghargai. Kak Aghni dan Kak Dhyta dari GSSI menunjukan cara membuat gelang dari tali Cina di depan ruangan kemudian adik-adik peserta mengikutinya. Caranya cukup mudah dan tidak memerlukan alat, hanya membuat simpul-simpul menggunakan tangan kita sendiri. Baik peserta maupun kakak-kakak mentornya terlihat senang sekali ketika gelangnya telah jadi dan dikenakan semua.

Setelah itu Kak Dhyta mengajak adik-adik peserta menonton video tentang seorang anak dari Cina yang mempunyai kekurangan fisik yaitu tidak mempunyai kaki tetapi berhasil mewujudkan mimpinya menjadi atlet renang. Semua anak terkesima menonton video tersebut dan terdengar celoteh-celoteh polos khas mereka. Kak Dhyta menjelaskan dengan luwes dan sangat sabar agar adik-adik peserta mengerti makna dari video yang ditayangkan. “Kita harus percaya mimpi dan berusaha sekuat mungkin dan tidak mengeluh untuk meraih cita-cita”, kira-kira seperti itu yang disampaikan Kakak berkerudung pink bertutur kata halus tersebut. Setelah itu semua anak diajak untuk menggambar cita-cita atau profesi yang diinginkan di masa depan. Ada yang menggambar polisi, dokter, guru dan pilot. 

Di akhir acara, kakak-kakak dari GSSI membagikan hadiah menarik bagi mereka yang mau bercerita tentang cita-citanya di depan. Tidak lupa tentunya acara ditutup dengan berfoto bersama.


HARI BELAJAR KAIL: Taplak dari kain perca

Pada tanggal 22 Juni 2014 hari minggu lalu Rumah KAIL kembali diramaikan oleh kegiatan Hari Belajar KAIL. Ada yang istimewa dari agenda rutin KAIL tersebut, yaitu kedatangan tiga orang kawan dari Garage Sale Sekolah Ibu (GSSI). Mereka adalah Aghni sebagai pendiri GSSI, ditemani oleh Dyah dan Dhyta yang berbagi cara membuat taplak dari kain perca kepada ibu-ibu sekitar Kampung Cigarukgak. Sayang karena berbagai hal terkait waktu, hanya sedikit peserta ibu yang datang bergabung. Meskipun begitu, kami tidak patah semangat untuk menghasilkan karya.  Dari Kail, Selly Agustina PJ Hari Belajar KAIL bulan Juni 2014 turut hadir meramaikan suasana.

Setelah acara dibuka dengan perkenalan singkat tentang GSSI, mereka kemudian mengajak peserta membuat karya dari bahan bekas. Ditemani dengan staf KAIL, peserta tekun menjahit kain perca yang sudah digunting berbentuk lingkaran sebelumnya. Teknik menjahit sederhana yaitu jelujur dikerjakan di sekeliling pinggiran kain perca, ditarik dan ditali mati sehingga bentuknya menjadi bulat gembung. Setelah terbentuk banyak, bulatan-bulatan kain kemudian saling disatukan dengan dijahit di sisi bawahnya. Ukuran dapat disesuaikan dengan kebutuhan menjadi taplak meja persegi, lingkaran atau sebagai alas piring. Kami berhasil menyelesaikan satu alas piring sampai menjelang tengah hari. Semua merasa puas dengan karya kolaborasi yang telah dihasilkan dan tidak lupa membawa sebagian kain perca untuk melanjutkan membuat kerya sendiri di rumah masing-masing.





SUMBANGAN untuk BAZAAR Ultah KAIL

Dalam rangka memperingati ulang tahun KAIL ke 12, KAIL akan mengadakan berbagai acara di antaranya adalah Bazar pada tanggal 6 Juli 2014.

Kami menerima donasi barang bekas yang masih layak pakai berupa baju, buku, mainan anak, peralatan rumah tangga dll, untuk dijual dalam bazar tersebut.

Hasil penjualan bazar akan digunakan untuk pengembangan kegiatan warga sekitar Rumah KAIL.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
Melly: 082127253087 / 085794904686
Selly: 082118632353
Titin: 081321137231

Titik pengumpulan barang:
Rumah KAIL
Kp. Cigarugak, Kelurahan Giri Mekar, Kec. Cilengkrang, Kab. Bandung
Masuk dari Jln. Cijambe, Ujung Berung

Batas waktu pengumpulan barang: 3 Juli 2014

Peresmian Saung Bandasari

Hari ini, tanggal 10 Juni 2014, para staff KAIL dan YPBB berkunjung ke Bandasari untuk syukuran peresmian Saung Bandasari. Saung Bandasari terletak di Desa Bandasari, di mana YPBB dan KAIL memiliki sebidang tanah yang dalam rencana jangka panjang akan dijadikan Ecovillage. Saung ini adalah salah satu bangunan pertama yang didirikan di lokasi tersebut. Bangunan tersebut terbuat dari bambu dan terdiri atas sebuah ruang terbuka yang luas, sebuah ruang terbuka yang lebih kecil dan dua kamar tidur. Selain saung, dua buah kamar mandi juga telah dibangun, lengkap dengan biodigester sebagai pengganti septic tank kolam bertingkat yang nantinya akan berfungsi sebagai pengolah limbah air kamar mandi (grey water).


Luas tanah di Bandasari sekitar 2.5 hektar, yang terdiri atas bukit, lembah dan sawah. Sebagian sawah dialih fungsikan untuk kolam ikan. Dalam jangka panjang, seluruh site akan dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip Permaculture. Mengikuti prinsip tersebut, site akan dibagi menjadi beberapa zone, mulai dari zone 0 sebagai tempat yang paling banyak aktivitas manusia, seperti rumah, saung, dapur dll, sampai ke zone 5, di mana akan ditanam pohon-pohon kayu asli Jawa Barat sebagai bagian dari upaya penghijauan kembali daerah itu yang sudah gundul di banyak bagiannya.



Selain staff YPBB dan KAIL, turut hadir dalam acara syukuran, Ketua RT setempat, para tukang, keluarga dari Gungun Gunawan, Koordinator Program Ecovillage ini


Syukuran tidak akan lengkap tanpa makanan. Dalam acara ini disajikan tumpeng nasi kuning berikut lauk pauk yang lezat buatan Mama dari Gungun. Peresmian saung ditandai dengan penyerahan nasi tumpeng dari David Sutasurya, wakil dari YPBB kepada Thomas, wakil dari KAIL (hadirin termuda) dan Pak RT.

Anak-anak pun ikut hadir dalam acara ini. Mereka tidak henti-hentinya bermain bersama. Mereka sempat berjalan-jalan mengelilingi lokasi. Berjalan dan berlari naik turun bukit. Beberapa anak bahkan sampai berulang kali. Sepertinya mereka tidak punya rasa lelah seharian di Bandasari.

Tentu saja acara ditutup dengan foto bersama.

Mudah-mudahan apa yang sudah dimulai memberikan manfaat bagi alam dan banyak orang.


Pelatihan Mentor Cara Berpikir Sistem

Pada tanggal 8 Juni 2014, KAIL menyelenggarakan pelatihan mentor untuk materi Cara Berpikir Sistem. Pelatihan ini bertujuan untuk menghasilkan kader-kader mentor Cara Berpikir Sistem untuk mengisi pelatihan-pelatihan Cara Berpikir Sistem yang dilaksanakan secara rutin di Rumah KAIL. Pelatihan ini diikuti oleh sepuluh  orang alumni pelatihan Cara Berpikir Sistem, khususnya alumni tahun 2011-2014.

Pelatihan berlangsung selama satu hari dengan materi-materi sebagai berikut: review materi-materi dasar Cara Berpikir Sistem, seperti teknik perumusan indikator, pembuatan behavior overtime diagram (BOT) dan pembuatan causal loop diagram (CLD); tahapan proses fasilitasi pembuatan CLD dan tips-tips menangani berbagai macam karakter peserta. Dalam pelatihan ini peserta berkesempatan bekerja secara pribadi maupun berpasangan. Masing-masing pasangan saling memeriksa pekerjaan masing-masing sehingga mereka dapat memahami metodologi dengan lebih baik.

Selain memperkuat pemahaman teknis peserta, peserta juga mendapatkan pemahaman tentang aspek “mental” dan “psikologis” dalam proses mentoring. Selain itu, peserta juga mendapatkan cerita pengalaman-pengalaman mentor-mentor sebelumnya. Berkaca dari pengalaman tersebut, para peserta mendapatkan pemahaman dan penguatan bahwa mereka sebetulnya pasti bisa menjadi mentor. Jika ada kemauan di situ ada jalan.


Bertindak sebagai fasilitator, Any Sulistyowati dan Melly Amalia dari KAIL. Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini adalah sebagai berikut. Pertama, peserta saling membantu satu sama lain untuk saling memfasilitasi pengembangan organisasi dengan menggunakan Cara Berpikir Sistem. Kelompok yang mendaftar untuk mengikuti proses ini adalah GSSI yang dikoordinir oleh Ibu Tini dan KSK yang dikoordinir oleh Teteh Novi. Beberapa peserta yang lain akan terlibat sebagai relawan fasilitator dalam proses tersebut. Tindak lanjut yang kedua adalah terbentuknya klub Pengembangan Cara Berpikir Sistem untuk anak-anak. Mereka akan mengeksplorasi metodologi pengembangan Cara Berpikir Sistem agar dapat dipahami sejak sedini mungkin. Diharapkan melalui program ini, para peserta dapat membantu anak-anak berpikir holistik dan sistematis.

[Info Kegiatan] Pelatihan Mentor Cara Berpikir Sistem

@ Rumah KAIL
Kampung Cigarugak, Desa Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Kab. Bandung
8 Juni 2014, 09.00-17.00 WIB
Terbuka untuk seluruh alumni pelatihan Cara Berpikir Sistem KAIL angkatan 1-20.
Untuk pendaftaran, hubungi:
Melly Amalia (Melly)
kail.melly@gmail.com
0821-2725-3087
0857-9490-4686
***

HARI BELAJAR KAIL: Nonton dan Diskusi Film "TEMANI AKU BUNDA" - bersama Irma Winda Lubis

Nonton bareng dan diskusi film @ Rumah KAIL

"Saya dimarahi dan dimusuhi teman-teman di sekolah. Kata teman-teman, guru-guru jadi kena masalah gara-gara saya. Padahal saya cuma bicara jujur. Kata ayah dan bunda, kita harus selalu jujur." (Abrar)

Film dokumenter ini berkisah tentang perjalanan seorang anak dalam menghadapi ujian nasional (UN) di bulan Mei 2011. Dua hari sebelum UN, Abrar diminta gurunya ikut dalam kesepakatan bersama dalam kelas, bahwa mereka boleh kerjasama dan saling bertukar jawaban soal ujian tanpa memberitahu siapapun, termasuk orang tua. Artinya, Abrar dan teman-temannya disuruh berbuat curang. Bagaimana sikap Abrar? Bagaimana tanggapan orang tuanya ketika mengetahui hal ini? Sampai di mana perjuangan Irma Winda Lubis (Winda), ibunda Abrar menghadapi persoalan ini?

Film ini diputar di penghujung rangkaian UN 2014 untuk siswa-siswi SD-SMU untuk mengingatkan bahwa di zaman sekarang ini, nilai-nilai luhur, seperti kejujuran sangat mahal harganya. Sebagai orang tua, kita dapat mengambil peran penting untuk membantu anak-anak kita, generasi penerus bangsa ini, untuk menerapkan nilai-nilai tersebut. Proses tersebut tidak sekedar hanya dikatakan, tetapi juga dicontohkan lewat tindakan-tindakan kita. Penerapan nilai lebih efektif diberikan melalui perilaku, dan akan hilang maknanya bagi anak-anak, jika hanya ada dalam perkataan hafalan, tetapi pada prakteknya ternyata bertolak belakang, Ketika hal tersebut terjadi anak-anak akan menghadapi dilema (dan bahkan sampai stress dan trauma), yang kemungkinan besar akan berpengaruh pada masa depannya kelak.

Kita hidup di dalam sistem yang sama sekali tidak ideal. Banyak kekurangan terjadi di dalam sistem yang kita tinggali bersama kini. Begitu banyak PR panjang untuk membangun dunia yang lebih baik perlu dilakukan di berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Kita perlu bahu membahu menciptakan lingkungan yang kondusif agar anak-anak kita dapat berkembang menjadi dirinya dengan potensinya yang terbaik. Salah satu lingkungan yang kondusif adalah menyediakan ruang bagi anak untuk mengekspresikan dirinya secara jujur dan hanya dengan begitu mereka dapat menjadi dirinya yang sejati. Kita orang-orang dewasa bertanggung jawab untuk memastikan tersedianya ruang-ruang tersebut.

Itulah pokok bahasan diskusi setelah nonton bersama di Rumah KAIL pada hari Minggu tanggal 1 Juni 2014 yang lalu. Nonton film bareng ini dipandu oleh Dhitta Puti Sarasvati, relawan KAIL dari Jakarta dibantu oleh Deta, relawan KAIL dari Bandung. Sekitar 25 orang dari berbagai komunitas, mitra dan individu menghadiri kegiatan ini. Mereka sangat antusias menonton bersama dan berdiskusi setelah nonton bersama tersebut. Semula kegiatan ini dijadwalkan berakhir pada jam 12 siang. Ternyata proses diskusi terus berlanjut sampai sudah jauh melewati jam makan siang. Diskusi formal terpaksa dihentikan dahulu dan kemudian akan dilanjutkan dengan diskusi informal sambil makan siang dan beres-beres sampai jam 3.30 sore.

Banyak pelajaran yang diperoleh seluruh peserta kegiatan ini. Mudah-mudahan inisiatif yang sudah dikerjakan ini dapat bermanfaat bagi mereka-mereka yang membutuhkannya.

 ***