Oleh: Navita Kristi Astuti
Berfoto bersama di Kebun KAIL
Lokakarya Cara Berpikir Sistem diadakan pada tanggal 30 September 2017. Lokakarya ini merupakan lokakarya ketiga yang diadakan dalam tahun 2017 ini setelah sebelumnya diadakan di bulan Februari dan Mei.
Staf Kail yang terlibat sebagai mentor maupun trainer dalam kegiatan pelatihan ini adalah: Melly, Debby, Deta, dan Vita. Relawan Kail yang turut mendukung sebagai trainer adalah Kukuh Samudera. Tidak ketinggalan, satu staf Kail lainnya yaitu ibu Didit mendukung di bagian konsumsi dan keuangan.
Kegiatan lokakarya dimulai dengan sesi perkenalan antar peserta yang dibawakan oleh Debby, kemudian perkenalan KAIL, dibawakan oleh Melly. Sesi Pengantar Cara Berpikir Sistem dibawakan oleh Kukuh Samudra. Pada sesi ini, Kukuh memulai dengan memberikan pertanyaan awal tentang apa definisi sistem. Peserta menjawab dengan berbagai jawaban, sambil sesekali diberi pertanyaan pancingan oleh Kukuh, hingga akhirnya diskusi mengerucut pada definisi sistem menurut Cara Berpikir Sistem. Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain, serta memiliki perilaku tertentu dalam kurun waktu tertentu.
Dalam presentasi tersebut, Kukuh menerangkan tentang perilaku sistem dan apa akibatnya jika seseorang mengabaikan perilaku sistem. Bila seseorang mengabaikan salah satu elemen di dalam sistem, maka akan terjadi unintended consequences. Hal ini dicontohkan oleh Kukuh dengan kisah tentang komitmen Pemerintah Jakarta untuk membasmi tikus. Pemerintah berniat memberikan insentif berupa uang yang cukup banyak apabila tikus berhasil dibasmi. Namun apa yang terjadi? Bukannya berkurang, populasi tikus justru semakin banyak. Ini diakibatkan oleh karena masyarakat mengharap uang dari insentif pembayaran tikus tersebut. Agar tetap mendapatkan uang hasil insentif tersebut, sekelompok orang justru beternak tikus, supaya selalu ada tikus yang dibasmi.
Sesi visioning di kelompok
Setelah Pengantar Cara Berpikir Sistem, sesi berikutnya adalah belajar menerapkan teknik-teknik Cara Berpikir Sistem. Tahap awal yang dilakukan adalah Visioning yang dibawakan oleh Debby. Di dalam Sesi Visioning ini, peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan minat atau organisasi. Ke-17 peserta yang hadir dibagi dalam kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok BUMDES
2. Kelompok PMII
3. Kelompok Sacita Muda
4. Kelompok JBM (Jaringan Buruh Migran)
5. Kelompok Umum (terdiri dari peserta dengan minat yang beragam)
Membuat indikator dan BOT
Setelah peserta membuat visi mereka dalam 5 tahun ke depan, maka peserta belajar merumuskan indikator. Indikator adalah suatu peristiwa atau tindakan yang dapat terukur, dan merupakan bagian dari perwujudan visi yang telah digambarkan dalam sesi sebelumnya. Indikator dapat dibuat sebanyak-banyaknya sesuai keadaan yang dialami oleh tiap-tiap kelompok. Setelah indikator dibuat, setiap kelompok belajar membuat hubungan sebab akibat antara satu indikator dengan indikator lainnya, yang disebut sebagai causal loop diagram (CLD). Hubungan sebab akibat ini diberi tanda panah. Anak panah yang keluar dari suatu indikator artinya indikator tersebut mempengaruhi indikator lainnya.
Permainan Leverage Points
Setelah CLD setiap kelompok dibuat, peserta belajar tentang leverage point. Leverage Points adalah indikator-indikator di dalam sistem yang apabila diintervensi, akan cukup besar mempengaruhi indikator-indikator lainnya. Hal ini ditandai dengan adanya loop (kumpulan indikator yang membentuk hubungan sebab akibat melingkar) serta jumlah panah keluar terbanyak dari indikator tersebut.
Menjelang akhir pelatihan, peserta belajar tentang cara menyusun strategi intervensi sistem yang dibawakan oleh Deta.
Sesi ini kemudian diakhiri dengan ungkapan kesan-kesan yang dialami peserta selama pelatihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar