[INFO KEGIATAN] Hari Belajar KAIL - Seluk Beluk Berpuasa


Mari belajar dan berbuka puasa bersama di Rumah KAIL!

Hari Belajar KAIL
"Seluk Beluk Berpuasa"
Tips dan manfaat berpuasa bagi diri dan aktivisme

bersama dr. Rini Damayanti, DCN
Praktisi Natural Healing, Nutrition

Minggu, 11 Juni 2017
Pukul 15:30-18:30
di Rumah KAIL,
Kp. Cigarugak, Ds. Girimekar,
Kec. Cilengkrang, Kab. Bandung
bit.ly/rumahkail

Kontribusi Peserta:
1) Membawa takjil untuk berbagi dengan kawan peserta,
dengan syarat: panganan sehat & bebas sampah
dan atau
2) Iuran sukarela

Pendaftaran dan Informasi:
0813-9429-0336 (SMS, Whatsapp)

Sampai jumpa dan selamat beribadah puasa bagi rekan-rekan yang menunaikan.
Salam hangat dari KAIL.

[LIPUTAN] Workshop Cara Berpikir Sistem di Rumah Kail - 7 Mei 2017


oleh Kukuh Samudra

 Saling berbagi indikator dan hubungan sebab akibat bersama-sama

Minggu (7/5/2017), KAIL kembali mengadakan kegiatan lokakarya Cara Berpikir Sistem di Rumah KAIL, di Kampung Cigarugak, Kelurahan Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Peserta lokakarya kali ini berjumlah 9 orang yang berasal dari berbagai latar belakang organisasi dan pendidikan. Untuk mempermudah proses belajar, para peserta dibantu oleh tiga orang trainer, yaitu Fransiska Damarratri, Debby Josephine, dan Kukuh Samudra serta tiga orang rekan-belajar yang terdiri dari Melly Amalia, Terra Kurnia, dan Zaenal. Rekan-belajar ini tidak lain adalah para alumni pelatihan Cara Berpikir Sistem yang ingin berproses kembali bersama peserta lokakarya.

Salute to the sun sebelum memulai kegiatan

Tema Cara Berpikir Sistem kali ini cukup unik, yaitu “Pluralisme”. Untuk tema yang spesial, KAIL kali ini mempersiapkan metode dan proses yang berbeda dibandingkan kegiatan-kegiatan Cara Berpikir Sistem, yang sebelumnya lebih banyak dibawakan dengan format pelatihan. Jika di pelatihan-pelatihan sebelumnya para peserta biasanya dibagi ke dalam beberapa kelompok/individu yang menghasilkan diagram-sebab-akibat masing-masing, kali ini seluruh peserta diproses untuk dapat menghasilkan sebuah diagram-sebab-akibat kolektif.

Menuangkan visi NKRI bersama

Berfoto bersama setelah sharing visi dan misi

Di awal proses masing-masing peserta diminta untuk menceritakan kegiatan sehari-hari, visi mengenai NKRI yang ideal, ciri-ciri yang menunjukkan kondisi ideal tersebut, dan kondisi-kondisi yang menjadi kekhawatiran mereka saat ini. Para peserta ternyata memiliki bermacam-macam visi yang unik. Ada yang memiliki kepedulian di bidang sandang, energi, pertanian-pemuda, air bersih, hingga kekayaan alam laut. Setelah itu peserta diminta untuk menggambarkan visi mereka sehingga tercipta sebuah gambar kolektif. Para peserta sepakat untuk memberi judul gambar tersebut dengan “Visi NKRI Kita”.


Penjelasan tentang Cara Berpikir Sistem oleh trainer Debby
Trainer Kukuh menjelaskan tentang Leverage Points

Peserta berlatih membuat indikator

Permainan sebab-akibat untuk menghindari lompatan logika
Untuk tema yang spesial, KAIL tidak ketinggalan mempersiapkan menu istimewa. Konsumsi yang dipersiapkan oleh Deta Ratna Kristanti dan Didit Indriati turut memeriahkan tema pluralisme. Hal ini tercermin dari keberagaman menu makanan yang dihidangkan. Pagi hari peserta telah disuguhi dengan pisang rebus. buah pepaya segar, serta kolak berisi pisang, labu, dan ubi. Menu makan siang peserta memiliki pilihan tiga macam karbohidrat berupa nasi putih, nasi merah, dan nasi jagung dengan lauk tahu-jamur dan capcay aneka sayuran. Sementara pada sore hari peserta dapat menikmati wedhang bandrek, beberapa jenis kacang rebus beserta colenak. Seolah telah menjadi andalan untuk tiap pelatihan KAIL, para peserta mengaku puas dengan makanan KAIL yang sehat dan lezat.

Makan siang sehat yang disiapkan oleh Rumah KAIL
Pelatihan hari itu berjalan lancar dan dapat selesai tepat waktu sesuai jadwal pukul 18.00. Di akhir kegiatan, peserta diminta untuk menyampaikan kesan-kesan selama pelatihan. Feliciana, mahasiswa Jurusan Kriya Tekstil berpendapat metode Cara Berpikir Sistem ini dapat membantunya untuk menyelesaikan tugas akhir. “Metode ini saya yakin sangat berguna untuk bekal hidup saya di masa depan”, tutur Ishlah yang merupakan mahasiswa tingkat akhir Jurusan Teknik Perminyakan.  

Memulai Causal Loop Diagram dengan bekerja dari indikator pribadi

Permainan Living Loop untuk memahami sistem tertutup

Rehat dengan peregangan sejenak sebelum sesi terakhir
Causal Loop Diagram bersama dari berbagai indikator dan isu yang menjadi keprihatinan peserta

[LIPUTAN] Sehari Bersama Anak-Anak Cigarugak di Festival Anak Bertanya

oleh Tim Relawan Hari Belajar Anak KAIL

Pada tanggal 20 Mei 2017 yang lalu, Tim KAIL mendampingi satu kelompok peserta Hari Belajar Anak (HBA) KAIL dari Kampung Cigarugak, Desa Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, untuk mengikuti kegiatan-kegiatan di Festival Anak Bertanya (FAB). FAB adalah sebuah event yang diselenggarakan setiap tahun dan bertujuan untuk memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengenal dan bertanya tentang aktivitas-aktivitas dari komunitas-komunitas yang berkaitan dengan anak. Selama tiga tahun terakhir, kebetulan selalu diselengarakan pada bulan Mei di Sabuga ITB. Peserta yang didampingi tersebut berasal dari Kampung Cigarugak, Desa Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Festival ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh gerakan anakbertanya.com yang diluncurkan pada tahun 2013. Wadah ini menjawab keingintahuan anak-anak tentang berbagai hal mulai dari alam semesta, makhluk hidup, lingkungan sekitar, kehidupan di kota dan desa, perilaku manusia, dan lainnya. Dalam festival ini, anak-anak pun berkesempatan belajar mengenai berbagai hal dalam stand-stand yang ada.

Untuk tahun ini, terdapat stan-stan dari lembaga/komunitas dari bidang Promosi IPTEKS, Edukasi, Pengayaan Wawasan, dan Hak Asuh & Pendidikan Anak. Lembaga dan komunitas tersebut antara lain adalah: Galeri Sains Sabuga, Langitselatan, Observatorium Bosscha, The Little Engineer, Planet Sains, Bengkel Sains UNPAR, Planetarium LAPAN, anakbertanya, SekolahGagas Ceria, Ruang Cilik, Rumah Mentari, Rumah Bintang, Pramuka ITB, DAMKAR Bandung, Kebun Raya Cibodas, Ecocamp, Jendela Ide Sabuga, Robo Buddy, YayasanLitara, Freakidz, Semesta Tari, Sanggar Seni Barboovie, Kaya Kayu Indonesia, Procode CG, Panahdotid, DAMKAR Bandung, SOS Children’s Villages Indonesia, Dyslexia Parents Support Group, Yayasan Sayangi Tunas Cilik, dan Terapi Alam.

Selain bisa mengunjungi tiap stan, anak-anak juga bisa menikmati pertunjukan tari anak-anak berkebutuhan khusus dari Login Foundation, pantomim dari Kak Wanggi Hoediyatno, dongeng dari Kak Arnel & Kak Dandi, bernyanyi bersama Peduli Musik Anak dan Rumah Musik Harry Roesli, dan masih banyak lagi. Anak-anak juga bisa mencoba wahana planetarium mini yang disediakan LAPAN, wahana lalu lintas seluas Yayasan Sayangi Tunas Cilik serta mencoba olahraga panahan dari Panahdotid.

Anak-anak juga bisa menonton film-film anak yang bertema sains dan sosial di bioskop mini yang disediakan. Acara ini dapat diikuti secara gratis oleh anak-anak sampai dengan usia lima belas tahun. Untuk orang dewasa dikenakan tiket masuk sebesar dua puluh ribu rupiah yang dapat ditukarkan dengan makan siang.

Sejak pukul 7.30 pagi, anak-anak Cigarugak telah berkumpul di Rumah KAIL. Mereka bermain di Kebun Kail sambil menunggu kakak-kakak yang datang membawa konsumsi dan angkutan yang akan membawa mereka ke Sabuga. Pukul 8.30, anak-anak pun berangkat ditemani oleh kakak-kakak yaitu Kak Anto, Kak Rani, Kak Nung, dan staf Kail Kak Debby, Kak Melly, dan Kak Siska. Bergabung juga beberapa perwakilan orang tua anak Cigarugak yang turut menjadi pendamping. Rombongan akhirnya tiba di tempat kegiatan yaitu Gedung Sabuga ITB pada pukul 9:50. Rombongan lalu bertemu dengan kakak-kakak relawan yang lain sudah menunggu di sana, yaitu Kak Terra dan Kak Tira.

Seluruh peserta dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan kelompok usia, yaitu 5-7 tahun (1 kelompok), 8-10 tahun (2 kelompok) dan 10-12 tahun (1 kelompok). Masing-masing kelompok di dampingi oleh seorang kakak Cigarugak, relawan Kail dan perwakilan orang tua. Setiap kelompok memilih sendiri rute kunjungan festivalnya.

Pengalaman yang cukup berkesan yang dialami oleh salah satu kelompok yang didampingi oleh Kak Siska adalah bertemu dengan kakak-kakak dari Pemadam Kebakaran Kota Bandung (DAMKAR). Di stan DAMKAR, adik-adik melihat dan memegang langsung ular sanca yang diamankan dari permukiman warga oleh petugas DAMKAR. Mereka juga berkesempatan mencoba berbagai peralatan DAMKAR seperti peralatan Vertical Rescue yang digunakan untuk penyelamatan dan pengangkatan. Setelah mengunjungi stand DAMKAR, mereka mencoba berbagai eksperimen sains sederhana di stan Bengkel Sains Unpar, mencoba kursi papan paku yang menggunakan prinsip tekanan, telepon kaleng, hingga melihat pembuatan es putar. Selain itu, mereka juga turut menggambar juga di stan Kebun Raya Cibodas. Di stand ini hampir semua mendapatkan souvenir tanaman dalam pot.

Anggota kelompok yang lain, yaitu 6 orang adik berusia 8-10 tahun, ditemani oleh Kak Melly. Mereka sangat antusias mengikuti berbagai kegiatan yang ada. Meskipun pengalaman baru, mereka bersemangat memulai perjalanan dari stan yang bertema sains, menyusuri satu persatu tiap stan, mengamati dan mencoba berbagai hal. Di stan sains, anak-anak mengamati stan yang berkaitan dengan tatasurya dan berbagai percobaan sains lainnya, seperti merasakan duduk di kursi berpaku tapi tidak merasakan sakit, mencoba berkomunikasi dengan telepon dari kaleng bekas susu, dsb. Di stan seni, anak-anak senang bisa bertemu kembali dengan Bude Ratna dari Semesta Tari.

Mereka ingat dengan Bude, sebagai salah satu narasumber yang pernah bermain dan mengajarkan mereka menari di Rumah KAIL. Di sisi stan lainnya, mereka mendengar story telling dan melihat teater kecil dari Komunitas Jendela Ide, menonton atraksi DAMKAR dan membuat origami di stan Rumah Mentari. Juga yang tak kalah menariknya adalah menonton pertunjukan seni di panggung hiburan dan suguhan film-film anak.

Yang paling berkesan menurut kelompok ini adalah, saat mereka melihat ‘pertunjukan sulap’ di stand Bengkel Sains Unpar.  Melihat es yang bisa mengeluarkan asap dan mencoba dimasukkan ke mulut. Keheranan tergambar di wajah mereka.  Akhirnya seorang kakak dari Unpar menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi. Satu lagi, di stan tersebut ada lomba mencari koin di dalam ember bertepung. Kalau mereka berhasil mendapatkan koin tersebut, mereka mendapatkan hadiah es krim. Woow! Meskipun mulanya mereka masih malu bertanya, tetapi lama kelamaan keberanian mereka mulai muncul untuk bertanya dan mencoba hal baru lainnya.

Di kelompok anak-anak yang lebih kecil, Kak Terra menjadi kakak relawan pendamping. Pada awalnya terdiri dari empat anak. Kemudian satu persatu anak-anak memisahkan diri karena ingin bersama dengan ibunya atau kakaknya. Mula-mula mereka mendatangi stan pemadam kebakaran. Di stan ini mereka masih takut-takut sehingga Kak Terra perlu memberikan contoh untuk mencoba berbagai hal yang ada di stan ini.

Setelah dari stan pemadam kebakaran, mereka mendengarkan dongeng di stan Jendela Ide. Mereka juga mengunjungi stan Pramuka, di mana mereka takjub melihat sebuah wajan yang berisi air bergolak tetapi tidak panas. Setelah itu, mereka mewarnai bunga Raflesia di belakang stan Kebun Raya Cibodas. Mereka kemudian ke Bengkel Sains UNPAR untuk mendapatkan es krim dengan cara mencari koin yang berada di sebuah larutan yang keras, tetapi bisa mencair. Larutan tersebut adalah air yang dicampur dengan maizena. Mereka terlihat sangat antusias dan bersemangat, tetapi kurang beruntung, karena tidak berhasil mendapatkan koin sampai batas waktu yang ditentukan.

Setelah itu, mereka berkeliling dan masuk ke galeri Gagas Ceria. Di sana mereka mendengarkan cerita dari sebuah buku dan bermain. Mereka terlihat sangat antusias dan sudah tidak terlihat malu-malu lagi.

Di sela mengunjungi berbagai stan, anak-anak menikmati bekal snack dan makan siang yang dibawa dari Rumah KAIL. Setelah puas bermain dan bertanya, mereka pulang bersama. Rombongan tiba kembali di Rumah KAIL sekitar pukul 17.30 WIB.  Terima kasih untuk semua kakak relawan dan orang tua yang telah mendampingi para peserta. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi para anak-anak Cigarugak.

[LIPUTAN] Peluncuran Pro:aktif Online: Mengenal Diri Bagi Aktivis

oleh Claudia Andjani


Telah diadakan Peluncuran Pro:aktif Online dengan tema Mengenal Diri Bagi Aktivis. Kegiatan ini diadakan pada tanggal 29 April 2017 di Rumah Kail. Para relawan kontributor majalah Pro:aktif Online hadir sebagai pembicara. Turut hadir pula 11 peserta dari berbagai latar belakang seperti mahasiswa, pegiat anak, pegiat lingkungan, maupun masyarakat umum.



Acara hari itu dibuka dengan beraktivitas di halaman belakang Rumah Kail. Seluruh peserta mulai memperkenalkan diri sambil berdiri melingkar. Dengan dipandu oleh relawan fasilitator Debby Josephine, peserta melakukan meditasi bersama. Alunan musik yang mengiringi, bersama sinar matahari pagi menambah rasa relaks kami pagi itu. Setelah selesai bermeditasi, Debby mulai memberikan pengenalan tentang Kail dan Rumah Kail. Peserta juga diajak berkeliling Rumah Kail, sambil diberi penjelasan tentang fungsi dari setiap bagian Rumah Kail. Setelah berkeliling, para peserta diajak masuk ke dalam Rumah Kail dan acara pun dilanjutkan. Kali ini, disampaikan pengantar dari KAIL, kemudian dilanjutkan penjelasan tentang Hari Belajar Kail itu sendiri, diikuti pengenalan majalah Proaktif Online yang segera diluncurkan. Setelahnya, peserta dipersilahkan untuk rehat sejenak dan menikmati makanan dan minuman sehat yang telah disiapkan. Hari itu, hidangan yang disajikan di antaranya pisang rebus dan wedang jahe hangat.


Acara dilanjutkan dengan sesi pertama yaitu sesi sharing penulis Proaktif Online, dengan tema Pentingnya Mengenal Diri untuk Aktivis. Acara ini dipandu oleh moderator Navita K. Astuti, Dalam sesi ini, Anastasia Levianti mengawali dengan berbagi cerita mengenai perkataan dosen beliau semasa berkuliah di jurusan psikologi dahulu, yaitu “Setiap pendapat manusia adalah refleksi”. Beliau juga mengkombinasikan cerita tersebut dengan pengalaman beliau dalam menghadapi rasa kesalnya dengan seorang teman di masa lalu. Dari pengalaman tersebut, beliau mengajak para peserta untuk merefleksikan diri; berkaca dari apa yang telah dilakukan sebelum menghadapi suatu masalah. Kami diajak untuk “berdamai” dengan suatu hal atau masalah atau apapun yang dihadapi. Bahwa diperlukan kondisi diri yang “netral” untuk menggali potensi terbaik dari tiap diri kita. Dengan begitu, kita dapat menghadapi permasalahan kita dengan lebih baik.

Di sesi pertama ini, Fransiska M. Damarratri juga membagi pengalamannya terkait dengan refleksi diri. Beliau membagi cerita-cerita yang didapatkan saat bercakap-cakap dengan berbagai aktivis tentang bagaimana mereka menemukan dan menjaga rasa keprihatinan akan berbagai hal di sekitarnya. Dijelaskan bahwa para pegiat atau aktivis tersebut pada umumnya memiliki kesamaan, dimana dalam melakukan kegiatannya, mereka senantiasa mengenali diri mereka sebelum bertindak.


Sesi berbagi 1 pun berakhir, tiba waktunya untuk makan siang. Makanan yang dihidangkan oleh KAIL ini juga merupakan makanan sehat, yaitu nasi dengan lauk pauk berupa sayur urap, tempe goreng, dan telur; makanan pun dihias dengan cantik dengan dilengkapi bunga berwarna ungu yang ternyata bisa dimakan. Peserta diajak menyantap makan siang seperti cara makan tradisional; duduk secara lesehan bersama-sama membentuk lingkaran, kemudian makanan di-estafet-kan dari orang satu ke orang lainnya. Suasana siang itu terasa akrab, dilengkapi obrolan singkat dan angin semilir yang masuk dari halaman rumah. Makan siang hari itu diikuti dengan games ringan dengan seluruh peserta.



Setelah makan siang, peserta pun diminta untuk menuliskan gambaran tentang diri kita dalam beberapa kertas kecil berwana, kemudian peserta dibagi dalam kelompok kecil. Dalam kelompok kecil tersebut, peserta berbagi tentang kelebihan dan kelemahan diri masing-masing, serta memberikan masukan satu sama lain. Akhirnya, para peserta merangkai masukan-masukan tersebut dalam suatu kertas karton besar, dan mempresentasikannya di depan yang lain. Beberapa kesimpulan didapat; sungguh cara yang menarik, jawaban-jawaban akan pertanyaan dalam diri ternyata tidak jauh dan tidak serumit yang dibayangkan, dan ternyata orang-orang di sekitar kita dapat membantu kita, mengenal diri kita sendiri.

Sesi selanjutnya dipandu oleh relawan moderator Melly Amalia. Pembicara Yanti Herawati membagi perjalanannya dalam mengenal diri. Beliau bercerita tentang kesulitan yang dihadapi semasa kecilnya dan bagaimana beliau menemukan kedamaian setelah mencoba membagi waktu dengan alam. Sambil bercerita, beliau menunjukkan foto-foto yang menunjukkan momen-momen beliau di alam terbuka, khususnya di sekitar Bandung. Ternyata proses mengenal diri tidak selalu harus dilakukan saat di tempat yang ruang yang sepi, melainkan dapat dilakukan dimana saja. Alam terbuka, sebagai salah satu alternatif lokasi bagi kita dalam mengenal diri, dapat membantu kita menyadari apa yang Tuhan berikan pada kita, berefleksi atas segala yang terjadi pada kita, hingga akhirnya bersyukur dan berbahagia karenanya.




Sesi berbagi ini kemudian dilanjutkan dengan Dyahsynta Hadiansyah, seorang praktisi yoga yang membagi pengalamannya mulai dari sebelum menjadi pelatih. Ia belajar bahwa dalam berolahraga seyogyanya membuat kita lebih mengenal dan mencintai tubuh kita. Hal inilah yang beliau dapatkan dari yoga, dan akhirnya membuat beliau memutuskan mempelajarinya lebih dalam. Beliau bercerita bahwa yoga tidak hanya membuat tubuhnya bugar, tetapi juga membuatnya belajar banyak tentang hidup, dan membuat beliau lebih mengenal serta mencintai tubuhnya. Sesi ini kemudian ditutup dengan berlatih yoga ringan yang dipandu oleh Synta.


Rangkaian acara ini didukung oleh para relawan: Debby Josephine sebagai fasilitator, Melly Amalia sebagai moderator, Fadhilahani Aulia sebagai notulis, dan Claudia Andjani sebagai foto dan liputan.


Sebelum sesi akhir dimulai, peserta kembali disuguhkan dengan makanan sehat, yaitu rujak buah segar dan tentu saja jahe hangat. Setelahnya, penghargaan bagi para relawan penulis Proaktif Online berupa buku pun dibagikan. Setiap penulis Proaktif Online berhak mendapatkan buku bacaan dari Kail. Lalu sebelum pulang, dibagikan pula doorprize untuk peserta dari kebun Kail yaitu buah-buahan serta bibit tanaman.