Panen Kopi dari Kebun KAIL

Oleh: Any Sulistyowati

Di kebun KAIL ada beberapa pohon kopi. Dua di antaranya mulai berbuah dan buahnya mulai masak. Hari ini, 9 Juli 2016, kami memanen kopi-kopi yang sudah masak. Lumayan dapat satu piring. Kopi-kopi ini rencananya dijemur, kemudian disangrai dan ditumbuk dan kemudian diseduh menjadi minuman kopi.

Pohon-pohon kopi tersebut ditanam tiga tahun yang lalu, saat Rumah KAIL masih dibangun. Bibitnya disumbangkan oleh Pak Nas, tukang kayu yang membangun Rumah KAIL. Semua kurang lebih ada lima puluh pohon. Sayangnya, pertumbuhan pohon kopi tersebut tidak seragam. Ada yang tumbuh pesat karena berada di panas matahari, ada yang tumbuh sangat lambat karena berada di bawah kerindangan pohon dan di sela semak-semak. Kopi-kopi ini ditanam tanpa pupuk kimia dan pestisida. Jadi bisa dibilang kopi di Kebun KAIL termasuk kopi organis.


Bunga Kopi
Sebelum berbuah, kopi berbunga dulu. Bunganya yang berwarna putih berumpun-rumpun. Cantiknya bak untaian melati yang menjadi hiasan mempelai perempuan. Bunga ini kemudian diserbuki oleh kupu-kupu dan menjadi buah. Buah kopi yang masih muda berwarna hijau. Lama-kelamaan warna berubah menjadi merah, ungu dan kemudian menghitam. Saat itulah kopi yang sudah tua siap dipanen.

Hmmm… tidak sabar menyeduh kopi hasil kebun Rumah KAIL.


Buah Kopi

Tidak ada komentar: