Lokakarya Manajemen Keuangan Pribadi

Sabtu, 10 Maret 2012, KAIL mengadakan lokakarya tentang manajemen keuangan pribadi yang difasilitasi oleh Any Sulistyowati bertempat di BCCF, Galeri Padi, Dago. Lokakarya ini bertujuan mengajak para peserta untuk mengelola keuangan sehari-hari mereka, meningkatkan kesadaran dalam penggunaan uang. Karena sering dijumpai penggunaan uang itu berlangsung secara tidak sadar, sehingga cukup banyak orang selalu merasa kekurangan uang. Acara dimulai pada pukul 9.30 WIB setelah menanti kedatangan beberapa peserta. Beberapa peserta itu adalah Dida, Nunu, Teh Yeni.

Kegiatan diawali dengan perkenalan di antara peserta, saling menyebutkan nama dan aktivitas rutin yang sedang dijalani akhir-akhir ini serta alasan kedatangan di lokakarya ini. Teh Yeni adalah ibu rumah tangga yang tinggal di komplek PPR-ITB Dago, Dida adalah mantan pengajar di Sanggar Anak Alam yang pindah ke Bandung beberapa bulan ini, dan Nunu tercatat sebagai mahasiswi tingkat 6 di Universitas Kristen Maranatha. Tidak hanya mereka yang berproses dalam lokakarya ini, staf KAIL turut meramaikan suasana dengan belajar bersama. David, Selly, dan Melly bergabung bersama peserta untuk memahami tentang manajemen keuangan pribadi.

Kemudian para peserta mendapatkan satu paket form berisi tabel tentang alokasi pengeluaran. Tabel tersebut membantu para peserta untuk mengevaluasi seluruh pengeluaran rutin yang dimiliki, paling tidak 1 bulan terakhir ini. Para peserta cukup terkejut mendapati angka besaran pengeluaran yang mereka miliki, yang selama ini mungkin belum pernah dihitung. Sementara reaksi terhadap itu berbeda-beda. Para peserta kemudian mengelompokkan pengeluaran-pengeluaran tersebut ke dalam pos-pos yang telah disediakan dan mendapati proporsi tujuan pengeluaran rutin mereka. Setelah itu, mereka membuat perencanaan keuangan pribadi dalam rangka menghemat pengeluaran, kemudian dibagikan ke dalam kelompok.

Di sesi siang, fasilitator mengajak para peserta untuk melihat makna uang bagi diri mereka, apakah yang mereka rasakan terhadap uang. Berbagai opini diutarakan tentang uang, dari cara penggunaan sampai dengan kecenderungan yang ditimbulkan oleh uang. Ada pesimisme yang terasa mengenai uang ini, seolah-olah telah menguasai manusia. Kemudian para peserta diajak untuk memikirkan apa yang bisa diperbuat dengan uang, bahwa sebagai produk yang diciptakan oleh manusia sesungguhnya ditujukan bagi kesejahteraan manusia itu sendiri. Peserta berefleksi tentang bagaimana seharusnya uang dipergunakan dalam kehidupan manusia, untuk membantu memperkuat refleksi tersebut, fasilitator memberikan tugas kepada para peserta untuk mencari informasi terhadap alat tukar alternatif yang dapat menggantikan fungsi uang.

Di sela-sela kegiatan, para peserta dan fasilitator berfoto bersama di rerumputan, terletak di halaman depan Galeri Padi. Pukul 17.00 adalah saat di mana semuanya berpisah dan pulang ke tempat masing-masing, siap untuk menerapkan pengetahuan yang baru saja didapat.
(DAS)